Minggu, 18 Maret 2018

Inilah Ciri Manusia yang Lebih Buruk dari Firaun dan Iblis

Firaun dan iblis merupakan sosok yang memerankan tokoh antagonis dalam skenario kehidupan manusia. Setiap kisahnya, membahas ihwal kejahatan serta laknatnya kedua makhluk ini.

Firaun ialah manusia  biasa yang mengaku sebagai Tuhan. Ia menghalalkan banyak sekali cara untuk menyamakan diri dengan Sang Pencipta. Sedangkan Iblis menjadi musuh faktual yang menjerumuskan Bani Adam menuju jalan kesesatan biar gotong royong masuk ke neraka.

Begitu ngeri keburukan keduanya, sehingga insan diperintahkan untuk menguatkan iktikad dan taqwaanya. Meski sikap mereka demikian buruk, ternyata ada insan yang dianggap lebih buruk dari keduanya. Seperti apa cirinya? Berikut ulasannya.

Tidak terbayangkan, bagaimana mengerikannya kalau seorang insan dianggap lebih buruk dibanding keduanya. Pasalnya baik Firaun maupun Iblis saja sudah demikian jahatnya, bagaimana kalau lebih buruk dari mereka. Pasti hal-hal yang dilakukan oleh insan yang lebih buruk ini akan lebih buruk pula dibanding keduanya.

Ternyata tidak demikian adanya, alasannya ialah cirinya sangat sering sekali terlihat dan dialami oleh manusia. Bahkan diantara kita juga sering melakukannya. Ciri insan yang dianggap lebih buruk dari firaun dan iblis ialah tidak mau memaafkan kesalahan orang lain.

Hal ini sangat sering terjadi dalam kehidupan. Memaafkan ternyata bukan perkara mudah. Namun bukan berarti insan boleh tidak memberi maaf orang yang telah berbuat kesalahan.

Hal ini tertulis dalam kitab an-Nawâdir karya Syekh Syihabuddin Ahmad ibn Salamah al-Mishri al-Qulyubi asy-Syafi‘i. Dikisahkan, suatu kali Iblis mendatangi Fir’aun dan berkata, “Apakah kau mengenaliku?”

“Ya,” sahut Fir’aun.

“Kau telah mengalahkanku dalam satu hal.”

“Apa itu?” Tanya Fir’aun penasaran.

“Kelancanganmu mendaku sebagai tuhan. Sungguh, saya lebih bau tanah darimu, juga lebih berpengetahuan dan lebih besar lengan berkuasa ketimbang dirimu. Tapi saya tidak berani melakukannya.”

“Kau benar. Tapi saya akan bertobat,” kata Fira’un.

“Jangan buru-buru begitu,” bujuk Iblis la’natullah ‘alaih, “Penduduk Mesir sudah menerimamu sebagai tuhan. Jika kau bertobat, mereka akan meninggalkanmu, merangkul musuh-musuhmu, dan menghancurkan kekuasaanmu, sampai kau tesungkur dalam kehinaan.”

“Kau benar,” jawab Fir’aun, “Tapi, apakah kau tahu siapa penghuni muka bumi ini yang lebih buruk dari kita berdua?”

Kata Iblis, “Ya. Orang yang tidak mau mendapatkan ajakan maaf orang lain. Ia lebih buruk dariku dan darimu.”

Memang, perkara memaafkan tidak semudah membalikkan telapak tangan. Terlebih kalau kesalahan yang dibuat demikian menyakitkannya sampai menjadi luka yang teramat pedih. Namun hal itu bukan menjadi alasan untuk seseorang tidak memaafkan kesalahan orang lain. Karena ternyata Tuhan SWT akan membalas pemberi maaf dengan hal yang begitu istimewa.

Dari Abu Hurairah RA, Rasulullah  bersabda: “Barangsiapa yang didatangi  saudaranya yang hendak meminta maaf ,hendaklah memaafkannya,apakah ia berada dipihak  yang benar ataukah yang salah, apabila tidak melaksanakan hal  tersebut (memaafkan), niscaya tidak akan mendatangi telagaku (di akhirat) (HR Al-Hakim)

“Barangsiapa memaafkan ketika beliau bisa membalas maka Tuhan memberinya maaf pada hari kesulitan (HR Ath-Thabrani)

“Dan hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kau tidak ingin Tuhan mengampunimu? Dan Tuhan ialah maha pengampun lagi maha penyayang”. (QS An-Nuur :22)
Disqus Comments