Pada satu kondisi seseorang mampu saja kesiangan bangkit sehingga melewatkan waktu subuh. Sekilas, hal ini ialah ketidaksengajaan. Namun, terlambat bangkit tidak serta merta membolehkan kita untuk meninggalkan salat begitu saja.
Ternyata Nabi Muhammad SAW pernah bangkit disaat matahari sudah mulai muncul. Saat itu Nabi bersama rombongan sedang melaksanakan perjalanan jauh. Karena lelah mereka memutuskan untuk beristirahat ketika sudah menjelang fajar.
Namun hal ini justru membuat Rasulullah SAW bersama rombongannya terlambat bangun. Akan tetapi Beliau tidak lantas meninggalkan salat ini begitu saja. Namun melaksanakan hal berikut ini. Apa yang dilakukan Nabi? Berikut ulasannya.
Diriwayatkan dari Abu Qatadah r.a, yang berkata: Pada suatu malam kami menempuh perjalanan bersama Nabi s.a.w, sebagian orang mengatakan: “Ya Rasulullah! Sebaiknya kita beristirahat menjelang pagi ini.”
Rasulullah SAW bersabda: “Aku khawatir kalian tidur nyenyak sehingga melewatkan shalat subuh.” Kata Bilal: “Saya akan membangunkan kalian.”
Disaat semua terlelap, Bilal berusaha tetap terjaga dengan bersandar pada hewan tunggangannya. Namun Ia justru ikut tertidur dengan pulasnya sehingga tidak sadar jikalau waktu sudah membuktikan lewat Subuh.
Nabi yang bangkit duluan kaget bukan kepalangan sebab melihat busur tepian matahari sudah muncul. Nabi Muhammad SAW berkata: “Hai Bilal! Mana bukti ucapanmu?
Bilal menjawab: “Saya tidak pernah tidur sepulas malam ini.”
Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya Yang Mahakuasa mengambil nyawamu kapanpun Dia mau dan mengembalikannya kapanpun Dia mau. Hai Bilal! bangunlah dan suarakan azan.”
Kemudian Rasul dan rombongan mengambil air wudhu dan melaksanakan shalat meski matahari agak meninggi sedikit dan bersinar putih. (Hadits Shahih Imam Bukhari, nomor 595).
Dari dongeng di atas, diketahui jikalau Nabi Muhammad SAW sudah menunjukkan referensi bagi umatnya yang kesiangan salat Subuh. Namun hal ini bukan berarti kita tidak mempersiapkan diri untuk bangkit lebih pagi.
Jika terpaksa mengalami kondisi ini, maka segeralah untuk mendirikan salat ketika teringat. Diriwayatkan dari Anas bin Malik r.a, bahwa Nabi s.a.w pernah bersabda: “Siapa yang lupa untuk melaksanakan shalat, maka laksanakanlah ketika ingat, tanpa kaffarah [denda] atas lupanya itu kecuali dengan mengerjakan shalat tersebut.” Kemudian Rasulullah s.a.w membaca ayat (yang artinya): “… dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku.” (Al-Qur’an surat Thaahaa, ayat 14). (Hadits Shahih Bukhari, nomor 597)
Rasulullah SAW Pernah Shalat Ashar Pada Waktu Maghrib Diriwayatkan dari Jabir bin Abdullah r.a, bahwa pada ketika perang Khandaq, Umar bin Khattab datang setelah matahari terbenam. Umar mencaci-maki orang-orang kafir Quraisy.
Kata Umar: “Ya Rasulullah! Saya hampir saja tidak melaksanakan shalat Asar hingga matahari hampir terbenam.”
Nabi SAW bersabda: “Demi Allah! Aku belum melaksanakan shalat Ashar.”
Kata Jabir: “Kami pergi ke Buthhan, kemudian Nabi SAW berwudhu untuk shalat dan kami pun berwudhu, lalu Nabi SAW melaksanakan shalat Asar setelah matahari terbenam, setelah itu ia melaksanakan shalat Maghrib,” (Hadits Shahih Bukhari, nomor 596).
Berdasarkan kisah-kisah di atas, terlihat bahwa Nabi terlambat mengerjakan salat sebab alasan yang masuk akal. Namun hal ini tidak berlaku bagi insan yang sengaja melalai-lalaikannya. Sudah ingat, namun tetap saja memilih mengerjakan kegiatan duniawi dibanding salat. Semoga isu ini bermanfaat dan terimakasih sudah membaca.
Ternyata Nabi Muhammad SAW pernah bangkit disaat matahari sudah mulai muncul. Saat itu Nabi bersama rombongan sedang melaksanakan perjalanan jauh. Karena lelah mereka memutuskan untuk beristirahat ketika sudah menjelang fajar.
Diriwayatkan dari Abu Qatadah r.a, yang berkata: Pada suatu malam kami menempuh perjalanan bersama Nabi s.a.w, sebagian orang mengatakan: “Ya Rasulullah! Sebaiknya kita beristirahat menjelang pagi ini.”
Rasulullah SAW bersabda: “Aku khawatir kalian tidur nyenyak sehingga melewatkan shalat subuh.” Kata Bilal: “Saya akan membangunkan kalian.”
Disaat semua terlelap, Bilal berusaha tetap terjaga dengan bersandar pada hewan tunggangannya. Namun Ia justru ikut tertidur dengan pulasnya sehingga tidak sadar jikalau waktu sudah membuktikan lewat Subuh.
Nabi yang bangkit duluan kaget bukan kepalangan sebab melihat busur tepian matahari sudah muncul. Nabi Muhammad SAW berkata: “Hai Bilal! Mana bukti ucapanmu?
Bilal menjawab: “Saya tidak pernah tidur sepulas malam ini.”
Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya Yang Mahakuasa mengambil nyawamu kapanpun Dia mau dan mengembalikannya kapanpun Dia mau. Hai Bilal! bangunlah dan suarakan azan.”
Kemudian Rasul dan rombongan mengambil air wudhu dan melaksanakan shalat meski matahari agak meninggi sedikit dan bersinar putih. (Hadits Shahih Imam Bukhari, nomor 595).
Dari dongeng di atas, diketahui jikalau Nabi Muhammad SAW sudah menunjukkan referensi bagi umatnya yang kesiangan salat Subuh. Namun hal ini bukan berarti kita tidak mempersiapkan diri untuk bangkit lebih pagi.
Jika terpaksa mengalami kondisi ini, maka segeralah untuk mendirikan salat ketika teringat. Diriwayatkan dari Anas bin Malik r.a, bahwa Nabi s.a.w pernah bersabda: “Siapa yang lupa untuk melaksanakan shalat, maka laksanakanlah ketika ingat, tanpa kaffarah [denda] atas lupanya itu kecuali dengan mengerjakan shalat tersebut.” Kemudian Rasulullah s.a.w membaca ayat (yang artinya): “… dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku.” (Al-Qur’an surat Thaahaa, ayat 14). (Hadits Shahih Bukhari, nomor 597)
Rasulullah SAW Pernah Shalat Ashar Pada Waktu Maghrib Diriwayatkan dari Jabir bin Abdullah r.a, bahwa pada ketika perang Khandaq, Umar bin Khattab datang setelah matahari terbenam. Umar mencaci-maki orang-orang kafir Quraisy.
Kata Umar: “Ya Rasulullah! Saya hampir saja tidak melaksanakan shalat Asar hingga matahari hampir terbenam.”
Nabi SAW bersabda: “Demi Allah! Aku belum melaksanakan shalat Ashar.”
Kata Jabir: “Kami pergi ke Buthhan, kemudian Nabi SAW berwudhu untuk shalat dan kami pun berwudhu, lalu Nabi SAW melaksanakan shalat Asar setelah matahari terbenam, setelah itu ia melaksanakan shalat Maghrib,” (Hadits Shahih Bukhari, nomor 596).
Berdasarkan kisah-kisah di atas, terlihat bahwa Nabi terlambat mengerjakan salat sebab alasan yang masuk akal. Namun hal ini tidak berlaku bagi insan yang sengaja melalai-lalaikannya. Sudah ingat, namun tetap saja memilih mengerjakan kegiatan duniawi dibanding salat. Semoga isu ini bermanfaat dan terimakasih sudah membaca.