Minggu, 04 Maret 2018

Meninggal pada Ramadhan Tanda Khusnul Khatimah?

Ramadhan menjadi bulan yang sangat istimewa bagi umat Islam. Selain penuh dengan keberkahan, pada bulan ini Tuhan SWT juga menganugerahkan hamba-Nya banyak ampunan. Sehingga tidak salah kalau Ramadhan dianggap sangat istimewa dibanding sebelas bulan lainnya.

Karena keistimewaannya, tidak jarang orang mengaitkan kejadian yang dialami pada bulan ini memiliki keistimewaan juga. Misalnya pada peristiwa ajal seseorang yang dianggap khusunul khatimah karena meninggal pada bulan penuh berkah.

Lantas, benarkah orang-orang yang meninggal pada bulan Ramadhan termasuk dalam golongan mereka yang meninggal dengan final yang baik? Pasalnya banyak Umat Islam yang beranggapan demikian tanpa memperhatikan bagaimana amal si jenazah semasa hidup. Berikut lengkapnya.

Ternyata meski meninggal pada bulan yang istimewa, tidak lantas membuat orang yang meninggal tersebut istimewa pula. Dalam Islam, alasannya ialah seseorang meninggal dalam keadaan baik atau tidak ialah amal. Hal ini dijelaskan Tuhan SWT dalam firman-Nya yang artinya

Itulah surga yang diberikan kepada kalian disebabkan amal yang telah kalian kerjakan.” (QS. az-Zukhruf: 72)

Tidak ada dalil yang menyatakan bahwa bahwa meninggal ketika bulan ramadhan, termasuk khusnul khatimah atau mendapat jaminan tertentu.  Meskipun waktunya sangat mulia, tempatnya mulia, namun tidak menjamin penghuninya menjadi mulia pula.

Namun kondisi ini tentu berbeda kalau yang meninggal tersebut ialah orang yang shaleh dan menjalankan semua yang diperintahkan Tuhan serta menjauhi segala larangan-Nya. Terlebih, ketika meninggal tersebut mereka dalam kondisi sedang berpuasa dan bersedekah shaleh. Maka bagi mereka, meninggal pada bulan Ramadhan menjadi sebuah kemuliaan.

Dari Hudzaifah Radhiyallahu ‘anhu, Rasulullahi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjelaskan ihwal orang yang meninggal dalam kondisi beramal, “Siapa yang menyatakan Laa ilaaha illallah nrimo mengharap wajah Allah, dan beliau akhiri hidupnya dengan ikrar ini, maka beliau masuk surga. Siapa yang berpuasa dengan nrimo mengharap wajah Allah, dan beliau akhiri hidupnya dengan puasa ini, maka beliau masuk surga.Siapa yang sedekah dengan nrimo mengharap wajah Allah, dan beliau akhiri hidupnya dengan sedekah ini, maka beliau masuk surga.” (HR. Ahmad 23324 dan dishahihkan Syuaib al-Arnauth). Wallahu a’lam.

Namun, bagaimana pun kondisi yang dialami oleh seorang jenazah ketika meninggal baik khusnul khatimah atau tidak, kita yang masih hidup ini tidak boleh mencelanya. Sikap kita terhadap saudara kita sesama Muslim yang meninggal ialah selalu mengharapkan kebaikan baginya, memohonkan ampunan dan rahmat Tuhan SWT baginya, dan tidak mencela atau menyebut-nyebut keburukan-keburukan yang telah ia lakukan.

Dari Aisyah ra, ia berkata, “Nabi saw bersabda, ‘Janganlah kalian mencela orang-orang yang telah meninggal karena mereka telah menerima apa yang telah mereka kerjakan.” (HR Bukhari). Wallahu a’lam bish shawab.*** 
Disqus Comments