Sabtu, 03 Maret 2018

Kisah Tangisan Batang Kurma Karena Rindu Rasulullah

Baginda Muhammad SAW merupakan nabi kiamat penuntun Umat Islam.  Tidak hanya dicintai oleh umat pada zamannya, sampai dikala ini insan masih terus rindu meski tidak pernah tatap muka eksklusif dan bertemu. Begitulah pesona Sang Nabi yang tidak pernah lekang oleh waktu.

Bahkan tidak hanya manusia, hewan serta benda mati pun memperlihatkan cinta kepadanya. Kisahnya terjadi pada batang kurma yang terisak-isak menangis alasannya kerinduannya kepada Rasul. Beruntung kasih sayang nabi tidak terbatas kepada insan saja.

Jika dikala itu Rasulullah tidak menenangkannya, niscaya batang kurma tersebut menangis sampai hari kiamat. Nabi memegang dan memeluk batang kurma ini dengan penuh kasih sayang. Hingga akhirnya, tangisan batang kurma yang didengarnya pun diam. Seperti apa kisahnya lengkapnya? 

Kisah ini terjadi tatkala Nabi menjadi imam dalam memimpin Shalat Jumat di masjid. Biasanya dikala Rasulullah SAW memberikan khutbah, Beliau menyandarkan tubuhnya pada batang kurma.  Namun, seiring waktu, umat muslim semakin banyak dan jamaah pun bertambah. Hingga ia tak terlihat oleh jamaah yang berada di shof-shof belakang. Sahabat akibatnya berinisiatif untuk membuat mimbar supaya Nabi tampak oleh makmum shaf bab belakang. 

Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin berkata, ketika seorang wanita Anshar menyebarkan mimbar lalu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berkhutbah di atasnya, maka batang pohon kurma yang biasa dipakai oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk berkhutbah pun menangis.

Jabir radhiyallahu ‘anhu berkata,
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa bangun di atas sebatang pohon kurma ketika berkhutbah. Setelah dibuatkan mimbar, kami mendengar sesuatu pada batang pohon kurma tersebut menyerupai bunyi teriakan unta yang bunting. Sehingga Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam turun, lalu meletakkan tangannya pada batang kurma tersebut. Setelah itu, batang pohon itu pun diam.”

Dalam riwayat lain disebutkan, “Ketika hari Jum’at, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam duduk di atas mimbar. Lalu batang kurma yang biasa ia berkhutbah di sana itu berteriak, hampir-hampir batang kurma itu terbelah.”

Rasul pun membelai dan memeluk pelepah itu sampai rintihannya tak terdengar lagi. Kemudian ia kembali ke mimbar dan bersabda,

“Demi Dzat yang jiwaku berada ditangan-Nya, andai saya tidak menenangkan pelepah itu maka ia akan terus merintih sampai hari kiamat.”

Sebagian dari kita mungkin akan bertanya, bagaimana benda mati menyerupai batang kurma bisa menangis. Tuhan SWT sudah menjelaskan dalam Firman-Nya, bahwa seluruh benda baik Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah. Namun, kodrat insan tidak bisa mendengarkan bunyi tasbihnya.

“Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah. Dan tak ada suatu pun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kau sekalian tidak mengerti tasbih mereka. Sesungguhnya Dia yaitu Maha Penyantun lagi Maha Pengampun.” (QS. Al-Isra’: 44)

Demikian juga Rasulullah SAW, ia diberi keistimewaan oleh Tuhan SWT untuk bisa mendengarkan apa yang tidak bisa insan biasa dengar, sama menyerupai begitu mudahnya Tuhan memperlihatkan keistimewaan kepada Nabi Isa AS untuk menghidupkan orang yang sudah meninggal.
Disqus Comments