Rabu, 21 Maret 2018

Inilah Penggali Sumur Zam-Zam

Umat Islam tentu sangat familiar dengan Air Zam-zam. Sumur ini sangat identik dengan Nabi Ibrahim alaihissalam, istinya, Siti Hajar dan anaknya Ismail. Saat ditinggal di tengah gurun pasir tandus, sang istri mulai kewalahan mencari air untuk Ismail yang menangis kehausan.

Setelah berlari hingga tujuh kali mengintari bukit Safa dan Marwah, kesannya memancar air yang kemudian disebut Zam-zam tersebut. Namun apakah air ini memancar begitu saja, atau ada yang menggalinya?

Ternyata air zam-zam tidak memancar begitu saja, namun terlebih dahulu digali. Bahkan Siti Hajar melihat sendiri siapa yang menggali mata air yang bisa menenggelamkan bumi tersebut. Lantas siapa bekerjsama yang menggali sumur zam-zam? Berikut ulasannya.

Air Zam-zam merupakan bukti kekuasaan Tuhan dan begitu istimewa. Bagaimana tidak, sumur ini keberadaannya sudah ada semenjak kehidupan Nabi Adam AS. Namun hingga dikala ini, sumur ini tidak pernah berhenti mengalir. 

Zam-zam memang menjadi air yang istimewa di muka bumi. Sejak awal tercipta, sumur ini tidak pernah kering dan terus mengalir meski dikonsumsi jutaan manusia. Namun, tidak banyak yang tahu siapa bekerjsama yang menggali sumur ini.

Kisah  yang beredar selama ini mengatakan bila air Zam-zam memancar dari kaki mungil Ismail yang menggesek-gesekannya ke tanah. Kemudian muncul lah mata air sama-sama tersebut.

Namun berdasarkan hadist Nabi Muhammad SAW, sumur zam-zam digali oleh seorang Malaikat Allah. Malaikat tersebut menggali Zam-zam dengan tumit (sayapnya) hingga terpancarlah air zam-zam dari daerah itu.

“Ini ialah kejadian yang mendasari tradisi jemaah haji berjalan antara Safa dan Marwah. Ketika Siti Hajar (r.a.) mencapai bukit Marwa (untuk terakhir kali), ia mendengan sebuah suara, kemudian ia membisu dan mendengarkan dengan penuh perhatian. Ia mendengar suatu itu terus-menerus dan berkata, “Wahai (siapapun engkau)! Engkau telah membuatku mendengarkan suaramu; apakah kau memiliki sesuatu yang dapat membantuku?” Dan ajaib! Ia melihat satu malaikat di lokasi Zam-Zam, sedang menggali tanah dengan tumitnya (atau sayapnya), hingga airnya memancar dari daerah itu. Ia lalu membentuk tangannya menyerupai mangkuk, dan mulai mengisi daerah air minumnya yang terbuat dari kulit dengan air menggunakan tangannya, dan air itu lalu mengalir keluar setelah ia menciduk sebagian di antaranya.” (Hadist Sahih Bukhari: Volume 044, Kitab 055, Hadits 583)

Air yang keluar ini sangat banyak, sehingga Siti Hajar mencoba membendungnya. Ia kemudian berkata “”Zam, Zam, Zam” yang berarti ‘Stop, stop, stop’.

“Jika ia (Siti Hajar) telah meninggalkan air itu, (mengalir secara alami tanpa campur tangannya), maka air itu akan mengalir di atas permukaan bumi.” (Sahih Bukhari: Volume 044, Buku 055, Hadits 583)

Sementara itu Imam Ibnu Qayyim al-Jawziyyah mengatakan: “Air zam zam ialah yang terbaik dan paling mulia dari semua air, yang tertinggi kedudukannya, yang paling berharga, paling mulia dan paling bernilai bagi manusia. Sumur Zam Zam digali oleh malaikat Jibril dan airnya yang Tuhan gunakan untuk memadamkan rasa haus Ismail a.s.”

Kisah terciptanya mata air zam-zam bermula dikala Tuhan SWT memerintahkan Nabi Ibrahim untuk membawa Istri dan anaknya ke sebuah gurun pasir yang gersang dan tandus. Tidak ada penghuni di sekitar gunung tersebut.

Hal ini cukup membuat Siti Hajar terkejut. Namun Ia ialah istri yang taat kepada Tuhan dan suaminya. Sehingga tidak menolak dengan perintah tersebut.

“Apakah ini perintah Tuhan mu?”
“Iya” jawan Nabi Ibrahim
“Jika begitu maka pergilah, sebab Tuhan pasti akan menjaga ku dan Ismail”

Lalu pergilah Nabi Ibrahim dengan hati yang begitu berat. Maka mulailah penderitaan dialami oleh SitI Hajar dan Nabi Ismail. Ketika persediaan kurma sudah menipis, persediaan air pun sudah tidak ada lagi. Siti Hajar semakin cemas mendengar tangisan Ismail yang sedang kehausan.

Siti Hajar lalu meninggalkan Nabi Isma’il kecil dan berlari ke Bukit Shafa untuk melihat apakah ada orang yang melintas dan bisa menunjukkan mereka minum? Ternyata, tidak ada satu orang pun yang terlihat. Siti Hajar pun berlari kembali menuruni lembah dan pergi ke Bukit Marwah. Dari atas bukit Marwah pun, tidak ada seorang pun yang bisa menolongnya. Ibunda Nabi Isma’il ini kembali berlari ke arah Bukit Shafa, kemudian kembali ke Bukit Marwah. Beliau melaksanakan hal itu hingga tujuh kali untuk mencari bantuan. Inilah tradisi jemaah haji berjalan antara Safa dan Marwah atau disebut Sai.

“Air zamzam bermanfaat untuk apa saja yang diniatkan ketika meminumnya. Jika engkau minum dengan maksud supaya sembuh dari penyakitmu, maka Tuhan menyembuhkannya. Jika engkau minum dengan maksud supaya merasa kenyang, maka Tuhan mengenyangkan engkau. Jika engkau meminumnya supaya hilang rasa hausmu, maka Tuhan akan menghilangkan dahagamu itu. Ia ialah air tekanan tumit Jibril, minuman dari Tuhan untuk Ismail. (HR Daruqutni, Ahmad, Ibnu Majah, dari Ibnu Abbas).  Wa Allahu A'lam.
Disqus Comments