Rabu, 21 Maret 2018

Beginilah Ciri-Ciri Ayah yang Merugi

Eksistensi seorang ayah sangat diperlukan dalam sebuah keluarga. Tidak hanya sebagai pencari nafkah saja, ayah juga bertanggung jawab dalam proses tumbuh kembang anaknya. Ternyata tugas ibu saja tidak cukup untuk membentuk anak menjadi langsung hebat.

Namun tidak semua pria yang sudah punya anak istri mengerti akan hal ini. Terlebih mereka yang memiliki pekerjaan dan kesibukan tinggi. Bisnis dan kantor seolah menjadi prioritas utama, sementara anak  masih mampu menunggu setelahnya.

Untuk para pria jangan hingga masuk dalam kategori ayah berikut ini. Pasalnya tidak hanya menyesal di hari kemudian nanti, akan tetapi anda masuk dalam daftar ayah yang merugi.  Seperti apa ciri-cirinya? Berikut ini selengkapnya.

1. Ayah yang Sama Anak Tidak Lengket, Giliran Ngumpul Sibuk Main Gadget

Ciri seorang ayah yang merugi ialah tidak lengket dengan anaknya. Lengket dalam hal ini ayah dan anak seolah memiliki batasan dalam berkomunikasi. Terkadang anak lebih memilih bermain dengan paman, tetangga, atau pembantunya dibanding harus bermain dengan sang ayah.

Hal ini terjadi alasannya ialah muncul rasa tidak nyaman sang anak untuk berkomunikasi dengan sang ayah. Kebiasaan ayah yang jarang di rumah dan sibuk bekerja, jarang membelai mesra anak, serta jarang berbincang inilah yang membuat anaknya merasa canggung. Alhasil ini membuat mereka tidak nyaman berdekatan dengan ayah.

Tidak jarang diantara kita sering melihat seorang ayah lebih memilih bermain gadget dibanding bermain dengan anaknya. Jika pun mengajak anaknya bermain gadget bersama, namun perangkat ini lebih mendominasi pikiran si ayah dibanding memikirkan anaknya. Jika sudah begini, anak mencari kesibukan lain dan meninggalkan ayahnya yang sedang sibuk bersama handphone-nya.

2. Pendidikan Anak Urusan Ibu dan Guru, Ayah Gak Mau Tau yang Penting Cari Duit Dulu
Anda senyum-senyum? Semoga tidak masuk dalam kategori ini. Tidak semua, namun ada sebagian oknum ayah yang mempunyai pikiran ibarat ini. Uang menjadi prioritas utama, alasannya untuk pendidikan anaknya.

Sehingga bila terjadi sesuatu terhadap pendidikan sang anak, maka ayah akan berkata ibarat ini pada Ibu “Ibu gimana sih, kok mampu sekolah adek ibarat ini,  ayah tu udah capek bekerja untuk nyekolahin adek, urusan begini saja ibu tidak mampu urus” Begitulah kira-kira kalimat yang muncul dari ayah, ketika sang anak membuat problem di sekolah.

Artinya, ayah menyerahkan sepenuhnya tanggungjawab pendidikan kepada ibu, sementara Ia tidak mau tahu, alasannya ialah sudah mencari uang untuk itu. Sehingga tidak boleh diganggu dengan urusan begitu.

Awas, bila sudah begini, anda termasuk dalam kategori ayah yang merugi. Anda sangat rugi, alasannya ialah gagal menyaksikan dan membentuk anak dalam proses pendidikannya. Padahal tugas anda sebagai pria yang dianggap berpengaruh dan berkepribadian sangat diperlukan sang anak menyongsong masa depan.

3. Ayah yang Tidak Mau Tahu Perkembangan Anak, Yang Penting Menafkahi Dan Ngasi Makan Enak
Karena anak juga manusia, mereka memiliki rasa dan asa. Tidak hanya mobil-mobilan boneka, atau uang banyak untuk makan enak, namun anak juga sangat membutuhkan kehadiran ayahnya ditengah—tengah mereka.

Bayangkan bila anda di posisi mereka, bermain tanpa kehadiran ayah, makan enak hanya dengan ibu saja, pasti akan sangat menyakitkan. Meskipun pada alhasil anda menawarkan segala kemewahan itu. Namun anda melewatkan masa-masa tumbuh kembang anak. Dan anda akan sangat merugi.

4. Ayah Pergi Gelap, Pulang Gelap Tanpa Meningalkan Kesan Bagi Anak yang Terlelap
Ciri ayah yang merugi selanjutnya ialah mereka yang pergi kerja pada pagi buta, kemudian pulang ketika semua sudah terlelap, dan begitulah seterusnya. Meski satu rumah, anda jarang ketemu anak.

Profesionalitas tentu menjadi alasan utama alasannya ialah ingin total di dunia kerja. Tujuannya, demi anak-anak. Kalaupun tidak urusan kerja, kebanyakan ayah juga memilih malam sebagai waktu berkumpul bersama dengan teman-temannya.

Namun tidak inginkah anda mendengar dongeng siapa saja teman-teman anak anda disekolahnya? Bagaimana cara guru mereka mengajar, nilai yang mereka dapatkan dan lain sebagainya? Tidak kah anda ingin mendengar itu?

Beruntung bila sang ibu berpengaruh dalam melaksanakan kontrol terhadap pergaulan anak di masa perkembangannya. Sehingga ayah tidak akan mendengar anak anda menggunakan narkoba dan sejenisnya. Namun bila ibu tidak sekuat itu, maka bersiaplah terhadap hal buruk yang mungkin akan menimpa buah hati kita.

Semuanya pasti tahu, bila dalam sehari ada 24 jam waktu. Tidakkah anda ingin menawarkan dua jam saja untuk buah hati? Agar jiwanya tidak kosong, akan kasih sayang dan belaian  anda. Belaian ibu mungkin saja menentramkan, namun belaian anda akan sangat menguatkan.

5. Ayah yang di Kantor Sibuk Rapat, Pulang ke Rumah Muka Dilipat, Anak Menegur Malah di Damprat
Ciri ayah merugi selanjutnya ialah menjadi anak dan keluarganya sebagai pelampiasan atas kekesalan di luar sana. Jika istri mampu saja mengerti, tidak demikian dengan anak-anak. Hati mereka akan sangat terluka ketika anda membentaknya.

Dan itu anda lakukan alasannya ialah problem anda dengan orang lain yang mungkin saja tidak akan mempedulikan anda. Sedangkan, belum dewasa kita akan ada sepanjang usia. Mereka mungkin saja mampu mudah untuk memaafkan, namun kerugian sedang ada dipihak anda. Karena lebih memilih orang lain menguasai diri anda, dan anak terluka karenanya.

Ayah, calon ayah, atau pria-pria diluar sana yang kelak akan jadi ayah ingatlah ini. Bahwa hidup tidak hanya di dunia, ada waktunya diri tertimbun tanah. Di tengah kesendirian itu, bukan lagi gadget yang menyelamatkan, atau sahabat kantor dan bos yang selama hidup itu anda perjuangkan.

Namun doa belum dewasa kita lah yang akan menjadi penerang kubur yang gelap itu, doa nrimo mereka lah yang melapangkan kubur yang sempit itu. Namun bagaimana mampu mereka melaksanakan itu bila selama hidupnya tidak anda ajarkan? Anda melewatkan mengajarkan mereka kebaikan hanya demi karir, teman-teman, dan kehidupan semua yang anda pikir membahagiakan. Padahal alam abadi lah yang kekal.
Disqus Comments