Praktik penggandaan ternyata masih dipercaya pada kurun kini. Bahkan para pengikutnya berasal dari kalangan orang-orang yang berpendidikan tinggi. Memang, uang seolah bisa membeli kebahagiaan duniawi, sampai insan mengesampingkan urusan dengan Illahi.
Pada dasarnya langkah penggandaan uang tidak dibenarkan dalam agama Islam. Hal ini sama halnya dengan mempercayai hal-hal yang sifatnya musyrik. Cara tersebut merupakan jalan haram untuk menerima rezeki.
Padahal kalau dipelajari lagi, Islam memiliki cara tersendiri untuk menjiplak uang. Penggandaan rezeki dalam bentuk bahan ini bersifat halal dan tidak merugikan pihak lain. Tidak hanya uang yang datang berlipat ganda, namun juga limpahan pahala. Seperti apa caranya? Berikut ulasannya.
Ternyata cara halal menjiplak uang yang jarang diketahui itu ialah bersedekah. Ya, sedekah memang menjadi salah satu amalan kebaikan yang sejatinya harus dilaksanakan seluruh kaum muslim. Sedekah tidak ditentukan jumlah dan dilakukan secara tulus demi menerima ridho dari Tuhan SWT.
Sudah banyak dalil yang menjelaskan mengenai keutamaan sedekah ini. Namun tidak banyak orang yang memahami perihal kenikmatan selanjutnya yang akan diperoleh kalau gemar bersedekah. Ketika seseorang senantiasa menyedekahkan rezekinya di jalan Tuhan SWT maka rezekinya tersebut akan dilipatgandakan. Tuhan Ta’ala berfirman:
"Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Tuhan ialah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Tuhan melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Tuhan Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui." (QS. Al-Baqarah: 261)
Bahkan, Tuhan akan mengganti setiap sedekah yang kita berikan kepada orang lain. Tuhan SWT berfirman:
“Dan barang apa saja yang kau nafkahkan, maka Tuhan akan menggantinya dan Dia-lah Pemberi rezki yang sebaik-baiknya.” (QS. Saba’: 39)
Dari dua ayat di atas, dapat diambil kesimpulan sebetulnya sedekah memiliki tugas penting dalam melipatgandakan kenikmatan yang akan diberikan oleh Tuhan SWT. Bahkan pelipatgandaan untuk ganjaran bagi mereka yang gemar berzakat ini bisa mencapai 700 kali lipat dari apa yang sudah diberikannya kepada orang lain. Namun dengan syarat, rezeki yang digunakan untuk berzakat tersebut didapat dengan cara yang halal. Tuhan Ta’ala berfirman.
"Sesungguhnya orang-orang yang berzakat baik laki-laki maupun perempuan dan meminjamkan kepada Tuhan pinjaman yang baik, niscaya akan dilipatgandakan (pembayarannya) kepada mereka: dan bagi mereka pahala yang banyak." (QS. Al Hadid: 18)
Kita tidak perlu jauh-jauh mencari orang untuk diberikan sedekah. Sebab pada kenyataannya, orang yang paling utama dan dijadikan prioritas dalam berzakat berasal dari karib kerabat atau tetangga.Rasulullah SAW bersabda, “
Sedekah kepada orang miskin hanya menerima pahala sedekah saja, sedang sedekah kepada sanak kerabat mengandung dua keutamaan, yaitu sedekah dan menyambung tali kekerabatan.” (HR Tirmidzi, Abu Dawud, Nasa'i, dan Ibnu Majah)
Saat seseorang gemar melakukan amalan untuk bersedekah, itu berarti orang tersebut sudah menjalin tali silaturahim. Seperti yang diketahui bahwa salah satu manfaat menyambung silaturahim ialah dapat menambah kelapangan rezeki bagi pelakunya.
“Siapa yang suka dilapangkan rezekinya dan dipanjangkan umurnya hendaklah beliau menyambung silaturahim.” (HR. Bukhari no. 5985 dan Muslim no. 2557).
Jabir Abdullah katanya: “Rasulullah berucap kepada kami, sabdanya: Wahai umat manusia, bertaubatlah kepada Tuhan sebelum kau mati dan segeralah mengerjakan amal salih sebelum kau sibuk (dengan yang lain), dan jalinkanlah kekerabatan di antara kau dengan Tuhan kau dengan sentiasa mengingatinya (berzikir) dan banyakkan berzakat secara bersembunyi atau terang-terangan, nescaya kau diberi rezeki yang mewah, diberi kemenangan (terhadap musuh dan digantikan dengan apa yang kau dermakan itu dengan akibat yang berganda-ganda.” (Hadis riwayat Ibnu Majah)
Demikianlah gosip mengenai cara halal untuk menjiplak uang yang jarang diketahui oleh kaum muslim. Ternyata jawabannya ialah bersedekah, maka dari itu lakukan lakukanlah hal ini secara berkelanjutan semoga kita dapat mencicipi ‘hadiah’ dari Tuhan SWT bagi di dunia maupun alam abadi kelak.
Pada dasarnya langkah penggandaan uang tidak dibenarkan dalam agama Islam. Hal ini sama halnya dengan mempercayai hal-hal yang sifatnya musyrik. Cara tersebut merupakan jalan haram untuk menerima rezeki.
Padahal kalau dipelajari lagi, Islam memiliki cara tersendiri untuk menjiplak uang. Penggandaan rezeki dalam bentuk bahan ini bersifat halal dan tidak merugikan pihak lain. Tidak hanya uang yang datang berlipat ganda, namun juga limpahan pahala. Seperti apa caranya? Berikut ulasannya.
Ternyata cara halal menjiplak uang yang jarang diketahui itu ialah bersedekah. Ya, sedekah memang menjadi salah satu amalan kebaikan yang sejatinya harus dilaksanakan seluruh kaum muslim. Sedekah tidak ditentukan jumlah dan dilakukan secara tulus demi menerima ridho dari Tuhan SWT.
Sudah banyak dalil yang menjelaskan mengenai keutamaan sedekah ini. Namun tidak banyak orang yang memahami perihal kenikmatan selanjutnya yang akan diperoleh kalau gemar bersedekah. Ketika seseorang senantiasa menyedekahkan rezekinya di jalan Tuhan SWT maka rezekinya tersebut akan dilipatgandakan. Tuhan Ta’ala berfirman:
"Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Tuhan ialah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Tuhan melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Tuhan Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui." (QS. Al-Baqarah: 261)
Bahkan, Tuhan akan mengganti setiap sedekah yang kita berikan kepada orang lain. Tuhan SWT berfirman:
“Dan barang apa saja yang kau nafkahkan, maka Tuhan akan menggantinya dan Dia-lah Pemberi rezki yang sebaik-baiknya.” (QS. Saba’: 39)
Dari dua ayat di atas, dapat diambil kesimpulan sebetulnya sedekah memiliki tugas penting dalam melipatgandakan kenikmatan yang akan diberikan oleh Tuhan SWT. Bahkan pelipatgandaan untuk ganjaran bagi mereka yang gemar berzakat ini bisa mencapai 700 kali lipat dari apa yang sudah diberikannya kepada orang lain. Namun dengan syarat, rezeki yang digunakan untuk berzakat tersebut didapat dengan cara yang halal. Tuhan Ta’ala berfirman.
"Sesungguhnya orang-orang yang berzakat baik laki-laki maupun perempuan dan meminjamkan kepada Tuhan pinjaman yang baik, niscaya akan dilipatgandakan (pembayarannya) kepada mereka: dan bagi mereka pahala yang banyak." (QS. Al Hadid: 18)
Kita tidak perlu jauh-jauh mencari orang untuk diberikan sedekah. Sebab pada kenyataannya, orang yang paling utama dan dijadikan prioritas dalam berzakat berasal dari karib kerabat atau tetangga.Rasulullah SAW bersabda, “
Sedekah kepada orang miskin hanya menerima pahala sedekah saja, sedang sedekah kepada sanak kerabat mengandung dua keutamaan, yaitu sedekah dan menyambung tali kekerabatan.” (HR Tirmidzi, Abu Dawud, Nasa'i, dan Ibnu Majah)
Saat seseorang gemar melakukan amalan untuk bersedekah, itu berarti orang tersebut sudah menjalin tali silaturahim. Seperti yang diketahui bahwa salah satu manfaat menyambung silaturahim ialah dapat menambah kelapangan rezeki bagi pelakunya.
“Siapa yang suka dilapangkan rezekinya dan dipanjangkan umurnya hendaklah beliau menyambung silaturahim.” (HR. Bukhari no. 5985 dan Muslim no. 2557).
Jabir Abdullah katanya: “Rasulullah berucap kepada kami, sabdanya: Wahai umat manusia, bertaubatlah kepada Tuhan sebelum kau mati dan segeralah mengerjakan amal salih sebelum kau sibuk (dengan yang lain), dan jalinkanlah kekerabatan di antara kau dengan Tuhan kau dengan sentiasa mengingatinya (berzikir) dan banyakkan berzakat secara bersembunyi atau terang-terangan, nescaya kau diberi rezeki yang mewah, diberi kemenangan (terhadap musuh dan digantikan dengan apa yang kau dermakan itu dengan akibat yang berganda-ganda.” (Hadis riwayat Ibnu Majah)
Demikianlah gosip mengenai cara halal untuk menjiplak uang yang jarang diketahui oleh kaum muslim. Ternyata jawabannya ialah bersedekah, maka dari itu lakukan lakukanlah hal ini secara berkelanjutan semoga kita dapat mencicipi ‘hadiah’ dari Tuhan SWT bagi di dunia maupun alam abadi kelak.
