Seorang bocah tunawisma sedang berguru di pinggir jalan (foto: emirates247.com) |
Kemiskinan tidak menghalangi bocah tunawisma ini untuk tetap berguru demi meraih cita-citanya menjadi seorang polisi. Meski tak punya biaya untuk sekolah , ia berguru sendiri di pinggir jalan bersahabat outlet McDonald.
Daniel Cabrera , bocah 9 tahun asal Filipina itu akan memenuhi impiannya menjadi seorang polisi setelah mendapatkan sumbangan berupa uang tunai , perlengkapan sekolah dan beasiswa kuliah biar ia mampu mendapatkan pendidikan yang layak.
Ibunya , Christina Espinosa , mengatakan kepada AFP bahwa ia tidak tahu harus bilang apa setelah mendapatkan semua pinjaman ini sehingga anaknya tak perlu menderita lagi dalam meraih impiannya.
"Kami gembira. Saya tidak tahu apa yang harus saya lakukan dengan semua berkat ini ," ujar ibu Daniel yang bekerja sebagai karyan dan pembantu rumah tangga kepada AFP , Jumat (10/7).
"Sekarang , Daniel tidak harus menderita lagi hanya untuk menyelesaikan pembelajarannya ," tambah ibu Daniel.
Dilansir emirates247.com , foto Daniel sedang berguru di pinggir jalan itu di posting ke Facebook bulan lalu oleh seorang mahasiswa. Dalam foto tersebut , Daniel tampak mengerjakan pekerjaan rumahnya di kursi kayu bersahabat jendela McDonald , serta mengandalkan pencahayaan dari lampu restoran cepat saji itu.
"Aku terinspirasi oleh seorang anak ," tulis mahasiswa berjulukan Joyce Torrefranca (20) di akun Facebook-nya.
Sejak diunggah ke Facebook , foto tersebut sudah dibagikan sebanyak 7.000 kali dan bahkan sempat ditayangkan di televisi lokal.
Espinosa dan tiga anak bungsunya , termasuk Daniel , sudah tinggal di toko grosir kecil majikannya semenjak rumah kumuh mereka dilalap api lima tahun yang lalu.
Dia mengatakan hanya mendapatkan uang sebesar 80 peso atau sekitar Rp 23 ribu per hari dari upahnya sebagai pekerja toko dan sebagai pembantu rumah tangga pemilik toko. Untuk menambah penghasilannya , ia juga menjual rokok dan permen di jalanan Mandaue , sentra kota di pulau Cebu.
Toko daerah mereka tinggal ternyata berdekatan dengan salah satu outlet McDonald yang sering dijadikan daerah berguru oleh Daniel.
Ayah Daniel meninggal pada tahun 2013 lalu alasannya ialah diare berat. Sementara itu , belum dewasa Espinosa lainnya sudah menikah dan semenjak ketika itu sudah terpisah dengan mereka.
"Dia ialah anak yang sangat rajin dan bertekad. Dia akan bersikeras pergi ke sekolah bahkan tanpa uang makan siang alasannya ialah saya tidak punya uang untuk diberikan ," kata Espinosa.
"Dia selalu memberitahu saya , 'Mama saya tidak ingin tetap miskin. Saya ingin mencapai impian saya' ," tambah Espinosa.
Selain mendapatkan beasiswa , perlengkapan sekolah , dan uang tunai , Daniel juga mendapatkan seragam sekolah dari beberapa orang dan juga lampu belajar.
Gereja lokal dan kantor kesejahteraan sosial pemerinah juga mendapatkan pinjaman dari beberapa senang memberi atas nama Daniel.
"Masalahnya bagaimana kita mengelola semua pinjaman keuangan ini ," kata kepala kantor kesejahteraan sosial , Violeta Cavada , kepada AFP.
Apa yang dilakukan Daniel telah membuka mata banyak orang perihal betapa pentingnya pendidikan itu. Sementara banyak orang bermalas-malasan sekolah , ia menyampaikan bahwa kemiskinan tidak menghalanginya untuk berguru dan meraih impiannya.