Ide di belakang pengembangan ayam telanjang ini bertujuan menghasilkan spesies ayam yang lebih efisien, yaitu ayam yang bisa bertahan hidup di negara-negara beriklim panas, dengan kata lain ayam tak lagi butuh pendingin ruangan yang akan menghemat biaya pemeliharaan ayam potong.
Dan tentu saja, ayam ini tidak membutuhkan pencabutan bulu sebelum diolah, sehingga memangkas ongkos produksi di pabrik pengolahan.
Namun banyak yang menentang inovasi genetika ayam tak berbulu ini dan mengatakan bahwa perubahan tidak mendapat manfaat hewan, dan pada kenyataannya kemungkinan untuk membuat hidup ayam-ayam bugil ini lebih buruk.
Ayam jantan tidak bisa untuk kawin alasannya yakni mereka tidak bisa mengepakkan sayapnya untuk keseimbangan, dan ini juga berefek pada ayam betina.
Karena ayam-ayam ini tak berbulu, ayam lebih rentan terhadap parasit, penyakit kulit, serangan nyamuk, variasi suhu dan sengatan matahari.
Profesor Avigdor Cahaner, membela ayam generasi bugil ini dengan mengatakan,
"Ini bukan ayam rekayasa genetika, itu berasal dari keturunan alam yang karakteristiknya telah dikenal selama 50 tahun, saya hanya membantunya untuk cepat tumbuh. Ayam broiler ini ayam normal, kecuali untuk fakta ia tidak memiliki bulu."
Para ilmuwan juga berharap generasi gres akan tumbuh lebih cepat alasannya yakni tidak perlu menggunakan energi untuk menuumbuhkan bulu di tubuhnya, sehingga ayam akan memfokuskan makanan yang diserapnya untuk dijadikan daging sehingga ayam bisa lebih gemuk.
Berita wacana ayam berbulu pertama kali munculpada tahun 2002, dan semenjak itu tidak ada lagi hal gres yang didengar. Kurangnya pembaruan di media wacana ayam khusus memperlihatkan bahwa penciptaan Mr Cahaner itu tidak pernah berkembang biak secara komersial.
Inovasi genetika ayam tanpa bulu ini bantu-membantu telah dilakukan semenjak 2002, dan mininya isu perkembangan gres wacana ayam tanpa bulu ini memperlihatkan genetika ayam bugil ini tidak bisa dikembangkan untuk pasar komersial.