Rabu, 28 Februari 2018

Sejarah Perang Badar - Momentum Lima Ribu Malaikat Turun ke Bumi

Perang Badar merupakan salah satu perang yang begitu familiar dalam Islam. Dalam perang ini, ada banyak mukjizat yang diberikan Tuhan SWT kepada pasukan Nabi Muhammad SAW.

Dalam Doanya, Nabi meminta tunjangan Rabb-nya biar memenangkan bala tentaranya. Pasalnya, kalau kalah dalam pertempuran tersebut, maka putra terbaik Islam akan binasa dari muka bumi. Sehingga, tidak akan ada lagi penerus generasi Islam selanjutnya.

Bayangkan saja, 300 kaum muslimin harus melawan seribu orang tentara musuh. Namun ajaibnya, Nabi dan pasukannya pulang dengan membawa kemenangan. Hal ini tidak terlepas dari tunjangan Tuhan SWT dengan turunya Malaikat dari langit untuk membantu. Seperti apa kisahnya? Berikut lengkapnya.

Sejarah perang badar terjadi pada 13 Maret 624 Masehi atau 17 bulan mulia 2 Hijriah antara umat Islam dari Madinah dan kaum musyrikin dari Makkah.  Sebelum meletus perang Badar ini ternyata sudah sering terjadi konflik-konflik kecil antara Umat Islam Madinah dan kaum musyrikin dari Makkah.

Umat Islam Madinah yang awalnya berasal dari Mekkah tidak terima alasannya diusir dan hartanya dirampas oleh musyirin Mekkah. Mereka berpendapat kalau mereka perlu membalas tindakan tersebut dan peperangan memang sah untuk dilakukan.

Puncaknya ialah dikala kaum muslimin Madina mendengat info tentang  rencana kedatangan kafilah dagang kaum Quraisy dari Syam, yang berada di bawah perlindungan pasukan Abu Sufyan bin Harb. Kesempatan ini dinilai sempurna untuk melaksanakan perlawanan.

Para sobat yang diwakili oleh Hamzah kemudian meminta izin kepada Rasulullah SAW untuk melaksanakan perlawanan terhadap kaum Quraisy. Nabi kemudian berdoa dan memohon petunjuk kepada Tuhan SWT. Kemudian, turunlah ayat al-Hajj: 39-40 yang mengizinkan kaum muslimin untuk berperang.

“Telah diizinkan (berperang) bagi orang-orang yang diperangi, alasannya sebetulnya mereka telah dianiaya. Dan sebetulnya Allah, benar-benar menolong mereka itu, (QS. 22:39) (yaitu) orang-orang yang telah diusir dari kampung halaman mereka tanpa alasan yang benar, kecuali alasannya mereka berkata: ‘Rabb kami hanyalah Allah.’ Dan sekiranya Tuhan tidak menolak (keganasan) sebagian insan dengan sebagian yang lain, tentulah telah dirobohkan biara-biara Nasrani, gereja-gereja, rumah-rumah ibadah orang Yahudi dan masjid-masjid, yang di dalamnya banyak disebut nama Allah. Sesungguhnya Tuhan pasti menolong orang yang menolong (agama)-Nya. Sesungguhnya Tuhan benar-benar Mahakuat lagi Mahaperkasa. (QS. 22:40)” (al-Hajj: 39-40).

Akhirnya persiapan perang dimulai. Pada malam sebelum perang dimulai, Tuhan SWT menurunkan hujan dan mendatangkan kantuk yang sangat berat untuk menentramkan hati mereka.

“Dan Tuhan menurunkan kepadamu hujan dari langit untuk mensucikan kau dengan hujan itu dan menghilangkan dari kau gangguan-gangguan setan dan untuk menguatkan hatimu dan memperteguh dengannya telapak kaki(mu)” (Al-Anfal:11)

Malam itu juga, Rasulullah SAW tidak henti-hentinya berdoa kepada Tuhan untuk memohon kemenangan atas pasukannya. Diantara doa yang dia ucapkan adalah:

“Ya Tuhan Azza wa Jalla , penuhilah janji-Mu kepadaku. Ya Tuhan Azza wa Jalla berikanlah apa yang telah Engkau janjikan kepadaku. Ya Tuhan Azza wa Jalla , kalau Engkau membinasakan pasukan Islam ini, maka tidak ada yang akan beribadah kepada-Mu di muka bumi ini. [HR. Muslim 3/1384 hadits no 1763]

Malam itu, tak henti-hentinya Nabi memohon kepada Allah. Sampai selendangnya terjatuh dari pundaknya. Hingga datanglah Abu Bakar Radhiyallahu anhu dan mengatakan:

“Wahai Nabi Tuhan Azza wa Jalla , sudah cukup engkau bermunajat kepada Rabbmu dan Tuhan Azza wa Jalla pasti akan memenuhi janji-Nya.” Kemudian turunlah firman Tuhan Azza wa Jalla :

“(Ingatlah), dikala kau memohon pertolongan kepada Tuhanmu, lalu diperkenankan-Nya bagimu :

“Sesungguhnya saya akan mendatangkan bala tunjangan kepada kau dengan seribu Malaikat yang datang berturut-turut”.[Al-Anfal:9]

Bantuan Tuhan atas pasukan Malaikat ini juga tertulis dalam Surat Ali Imran ayat 123-125 yang artinya sebagai berikut.

"Sungguh Tuhan telah menolong kau dalam Peperangan Badar, padahal kau ialah (ketika itu) orang-orang yang lemah. Karena itu bertawakallah kepada Allah, supaya kau mensyukuri-Nya. (Ingatlah), dikala kau mengatakan kepada orang Mukmin, "Apakah tidak cukup bagi kau Tuhan membantu kau dengan tiga ribu malaikat yang diturunkan (dari langit)?" Ya (cukup), kalau kau bersabar dan bertakwa dan mereka datang menyerang kau dengan seketika itu juga, niscaya Tuhan menolong kau dengan lima ribu malaikat yang memakai tanda." [ QS. Ali 'Imran : 123-125 ]

Sepertinya, Nabi Muhammad SAW sudah mengetahui kalau pasukannya akan menang. Beliau bahkan menjelaskan ihwal lokasi-lokasi yang akan menjadi daerah terbunuhnya lawan-lawanya pada perang itu.

Rasululllah SAW pun berkata kepada para Sahabatnya: “Mekah telah mencampakkan para tokohnya ke hadapan kalian. Lalu Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam menyampaikan beberapa daerah yang akan menjadi daerah tewasnya beberapa tokoh Quraisy. (ar-Rahîqul Makhtûm, hlm. 164)

Perang pun dimulai, dan Tuhan SWT menepati janjinya menolong pasukan Muslimin.  Malaikat Jibril bertindak membantu tentera-tentera Islam menentang tentera Musyrikin.

Rasulullah bersabda, “Bergembiralah wahai Abu Bakar, pertolongan Tuhan telah datang. Ini ialah Jibril yang sedang memegang kendali tunggangannya di atas gulungan-gulungan debu.” (Hadith Riwayat Ibnu Ishak)

Diriwayatkan juga dari Abu Zumail, ia berkata, "Ibnu Abbas berkata kepadaku, 'Salah seorang lelaki Muslim yang sedang menghadapi seorang musyrik di depannya menunjukan kepada kita bahawa tiba-tiba dia mendengar bunyi pukulan cemeti di atasnya dan bunyi seorang pendekar yang mengatakan 'Hadapilah Haizum (nama kuda tunggangan malaikat Jibril as). Lalu ia melihat lelaki musyrik itu menggeletak. Dia melanjutkan, 'Lelaki Muslim itu mengamatinya, ternyata kepalanya telah remuk dan wajahnya terkoyak menyerupai (bekas) lecutan cemeti. Lalu ia menghadirkan sekelompok kaumnya. Kemudian orang Anshar itu datang dan menceritakannya kepada Rasulullah SAW. Baginda bersabda, 'Engkau benar bahawa itu tunjangan langit yang ketiga. Pada hari itu mereka membunuh tujuh puluh orang (musuh) dan menawan tujuh puluh orang lainnya." (buku Abdul Hamid Kisyik, Berkenalan Dengan Malaikat)

Catatitan hadith menyebut, Ibnu Ishhaq berkata, dikala salah seorang tentera kaum Muslimin mengejar seorang tentera Musyrikin yang berada di depannya. Tiba-tiba dia mendengar bunyi hencutan cambuk dan bunyi penunggang kuda yang berkata, “Terus maju wahai Haizum”. Lalu dia menyaksikan orang musyrik yang ada di depannya sudah terjerembab ke tanah dengan wajah yang hancur.(Sahih Muslim 2/93)

Seseorang dari kaum Ansar yang melihat kejadian ini menceritakan kepada Rasulullah SAW, lalu Rasulullah kemudiannya bersabda :

Engkau benar, itulah pertolongan dari langit yang ketiga.”{ Hadith Riwayat Imam Muslim}

Dalam riwayat lain pula, oleh Ibnu Sa’ad menyebutkan daripada Ikrimah: “Pada hari itu (perang Badar) ada kepala orang Quraisy yang gugur tanpa diketahui siapa yang memenggalnya dan ada tangan yang terpelanting tanpa diketahui siapa yang mencantasnya.”

Abu Dawud al-Mazini berkata, “Aku sedang mengejar seorang tentera Musyrikin pada masa itu, tiba-tiba kepalanya sudah ditebas sebelum saya mengayunkan pedangku. Aku yakin ada orang lain yang membunuhnya terlebih dahulu.”

Lalu seorang Ansar datang membawa tawanan berjulukan al-Abbas bin Abdul Muthallib, al-Abbas berkata, “Demi Tuhan bukan orang ini yang tadi menawanku, tadi saya di tawan oleh seorang lelaki tinggi yang berwajah ganteng dengan menunggang seekor kuda yang gagah. Dan saya tidak pernah melihat dia ditengah-tengah mereka ini.”

Dengan tunjangan tersebut, kesannya hanya 15 orang dari 312 tentara Muslim yang Mati Shahid. Sementara itu kaum kafir menderita kekalahan besar, banyak pasukannya terbunuh dan termasuk Abu Jahal yang turut tewas dalam perang tersebut.

Sementara itu lokasi terjadinya perang Badar terletak di sebuah lembah antara Makkah dan Madinah dan diapit oleh dua bukit, yaitu di timur bukitnya berjulukan 'Udwah al Qushwa' dan di barat bukitnya berjulukan 'Udwah ad Dunya'. Wilayah lembah yang pernah menjadi lokasi pertempuran Badar masih dibiarkan menjadi padang terbuka.

Saat ini, lembah badar menjadi salah satu kota yang berada di wilayah Provinsi Madinah dengan nama lengkap Kota Badar Hunain. Jarak kota ini dari Kota Madinah mencapai sekitar 130 km.

Semoga sejarah erang badar ini menjadi suplemen ilmu serta peningkatan keimanan dan kecintaan terhadap agama Allah. Jika ada acuan tambahan, mampu dituliskan pada kolom komentar. Terimakasih sudah membaca.
Disqus Comments