Balas Dendam Saat Berbuka Puasa - Tak sedikit dari kita yang curhat ketika Ramadan usai berat badannya malah bertambah. Padahal, selama satu bulan penuh itu, setidaknya kita berpuasa selama 14 jam setiap harinya. Mungkinkah hal itu terjadi?
Hal itu mungkin saja terjadi kalau kita menerapkan contoh “balas dendam” pada ketika berbuka atau sahur. Bagi kita yang kurus tentu hal ini tidak jadi persoalan walaupun bahwasanya hal itu sangat bermasalah juga untuk kesehatan. Khususnya bagi kita yang memang berniat untuk diet atau ingin mengurangi berat tubuh tentu saja hal ini menjadi momok tersendiri yang mesti dicarikan solusinya.
Pola makan “balas dendam” itu sendiri merupakan contoh makan yang tidak terkontrol, terutama disaat waktu berbuka puasa. Sejatinya, kita tak mampu menahan godaan makanan lezat yang memang sangat banyak variannya dan sangat mudah ditemukan. Terutama untuk beberapa masakan yang memang hanya akan ada ketika di Ramadan ini.
Pola makan “balas dendam” inilah yang menjadi salah satu faktor bagi gagalnya niat diet kita. Alasan yang cukup klise dari terjadinya “balas dendam” di meja makan Anda ialah untuk menawar rasa lapar dan terkurasnya energi sewaktu siang hari.
Baca juga : Tips Agar Kenyang Lebih Lama Saat Puasa
Tentu saja, secara teori kesehatan alasan ini tidak dapat diterima sepenuhnya. Banyak hebat yang mengatakan bahwa tidak terkontrolnya contoh makan di Ramadan malah akan memantik sejumlah gangguan kesehatan menyerupai sembelit, diare, maag dan sejumlah persoalan lain yang bersumber dari lambung. Belum lagi ditambah dengan semakin lesunya tubuh kita sehingga di siang hari bawaannya selalu mengantuk.
Lalu, bagaimana sebaiknya contoh makan yang benar itu di bulan puasa? Dikutip dari dari sahabatnestle.co.id dan dari aneka macam sumber lainnya hal yang mesti diperhatikan ialah menjaga semoga menu makanan tetap seimbang dengan asupan gizi yang diperlukan tubuh. Dengan mengkonsumsi makanan yang kaya nutrisi, tubuh tidak akan mengalami kekurangan gizi. Sumber karbohidrat mampu diperoleh dari nasi, mie atau roti. Sumber protein hewani sedapatnya dipilih dari daging yang tidak terlalu banyak mengandung lemak, menyerupai daging ayam episode dada tanpa kulit, beragam jenis ikan, dan telur. Sementara protein nabati juga sangat baik sebab sumber protein nabati biasanya mengandung sedikit lemak dan lemaknya berupa jenis lemak yang baik, menyerupai tempe, tahu, susu kedelai, kacang-kacangan, dan biji-bijian. Asupan vitamin, mineral dan serat mampu diperoleh dari aneka jenis sayuran dan buah-buahan.
Khusus pada ketika berbuka puasa dan untuk menghindari semoga lambung tidak terkejut usahakan berbuka dengan air mineral. Walau bagaimanapun, air mineral tetaplah merupakan sumber untuk mencegah dehidrasi yang paling utama. Setelah itu, kalau akan dilanjutkan dengan makan usahakan tidak terlalu banyak. Cukup 1 porsi piring biasa dengan menu-menu bergizi.
Lalu bagaimana dengan menu berbuka lain menyerupai kolak, cendol, jus atau yang lainnya? Kita tidak bilang bahwa menu-menu itu tidak baik, namun yang mesti diperhatikan ialah tetap terkontrol dan punya jeda yang cukup setelah makan nasi. Atau sebaliknya, kalau setelah minum air putih didahului dengan menu berbuka selain nasi sedapatnya juga ada jeda sebelum Anda melanjutkannya dengan menyantap nasi.
Baca juga : Tips Puasa Untuk Penderita Penyakit Maag
Hal ini penting semoga lambung tetap punya space yang cukup dan sistem pencernaan Anda tetap bekerja normal. Kalau bisa, memang dihindari dengan yang namanya mengonsumsi es ketika berbuka.
Selanjutnya, selain contoh makan juga mesti diperhatikan contoh acara ketika di siang hari. Meski bentuk kerja berat yang akan menguras energi penting dihindari tetapi juga penting semoga tidak terlalu banyak tidur baik pada pagi setelah sahur maupun di siang hari. Meski begitu tidur di siang hari sangat dianjurkan, walaupun tetap harus dijaga semoga jangan hingga terlalu lama.
Semoga saja tips diatas dapat membantu Anda. Selamat mencoba.