Kematian menjadi final insan mengumpulkan bekal untuk jalani kehidupan akhirat. Tidak ada lagi kesempatan bertaubat saat raga sudah dipisahkan dengan ruh oleh malaikat. Alam barzah merupakan tujuan selanjutnya sebagai daerah menunggu kiamat.
Disana, insan sudah mulai mempertanggungjawabkan apa yang sudah diperbuat. Dalam banyak hadist, Rasulullah SAW mengatakan kalau mayit di dalam kuburnya ingin kembali ke dunia untuk berbuat baik dan bertaubat.
Namun, penyesalan ini tidak akan berguna. Mereka harus mendapatkan jawaban atas apa yang sudah dilakukan selama hidup di dunia. Hanya doa yang diinginkan mereka, kiriman doa ternyata lebih diinginkan dibanding dunia dan seisinya. Seperti apa? Berikut ulasannya.
Manusia yang masih hidup diperbolehkan untuk mendoakan mereka yang sudah meninggal. Disyariatkannya doa seorang muslim untuk kaum muslimin yang telah meninggal apabila dia melintasi pemakaman, sebagaimana didalam hadits Buraidah berkata,
”Rasulullah saw mengajari mereka apabila keluar menuju pemakaman hendaklah mengatakan,’
Artinya “Semoga kesejahteraan bagi kalian wahai para penghuni kubur dari kalangan mukminin dan muslimin. Dan bergotong-royong kami insya Tuhan akan menyusul. Aku meminta kepada Tuhan keselamatan buat kami dan kalian.” (HR. Muslim)Demikian pula doa untuk mayit saat menshalatinya, didalam hadits Abu Hurairoh berkata,”Aku mendengar Rasulullah saw bersabda,”Apabila kalian menshalati seorang mayit maka ikhlaskanlah doamu untuknya.” (HR. Abu Daud)
Di hadis lain, dia berdoa, “Ya Allah, ampunilah orang-orang yang masih hidup di antara kami, dan juga orang-orang yang telah meninggal di antara kami.” (HR At-Tirmidzi).
Mereka begitu besar hati dengan kiriman doa tersebut, dan melebihi kegembiraan mendapatkan kekayaan sebesar dunia beserta isinya. Rasulullah SAW bersabda yang artinya:
“Seorang mayat dalam kuburnya ibarat orang karam yang sedang meminta pertolongan. Dia menanti-nanti doa ayah, ibu, anak, dan kawan yang tepercaya. Apabila doa itu hingga kepadanya, itu lebih ia sukai daripada dunia berikut segala isinya. Dan bergotong-royong Tuhan memberikan doa penghuni dunia untuk mahir kubur sebesar gunung. Adapun hadiah orang-orang yang hidup kepada orang-orang mati adalah memohon istighfar kepada Tuhan untuk mereka dan berinfak atas nama mereka.” (HR Ad-Dailami).
Hadist di atas menjelaskan bahwa orang yang sudah meninggal masih mampu mendapatkan kiriman doa yang dipanjatkan oleh sanak keluarga atau teman-teman yang memang dikhususkan ditujukan untuknya.
Lantas, ibarat apa doa untuk orang meninggal yang mampu dipanjatkan oleh insan yang masih hidup? Berikut doa yang diajarkan Nabi berdasarkan hadits riwayat Muslim:
Diriwayatkan oleh Imam Muslim dari dari Jubair bin Nufair ia mendengarnya berkata, saya mendengar Auf bin Malik berkata; Suatu saat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menshalatkan jenazah, dan saya hafal do’a yang dia ucapkan:
“Allahummaghfir lahu warhamhu wa ‘aafihi wa’fu ‘anhu wa akrim nuzulahu wa wassi’ mudkhalahu waghsilhu bilmaa`i wats tsalji wal baradi wa naqqihi minal khathaayaa kamaa naqqaitats tsaubal abyadla minad danasi wa abdilhu daaran khairan min daarihi wa ahlan khairan min ahlihi wa zaujan khairan min zaujihi wa adkhilhul jannata wa a’idzhu min ‘adzaabil qabri au min ‘adzaabin naar"
(Ya Allah, ampunilah dosa-dosanya, kasihanilah ia, lindungilah ia dan maafkanlah ia, muliakanlah daerah kembalinya, lapangkan kuburnyak, bersihkanlah ia dengan air, salju dan air yang sejuk. Bersihkanlah ia dari segala kesalahan, sebagana Engkau telah membersihkan pakaian putih dari kotoran, dan gantilah rumahnya -di dunia- dengan rumah yang lebih baik -di akhirat- serta gantilah keluarganya -di dunia- dengan keluarga yang lebih baik, dan pasangan di dunia dengan yang lebih baik. Masukkanlah ia ke dalam surga-Mu dan lindungilah ia dari siksa kubur atau siksa api neraka).” Hingga saya berangan seandainya saya saja yang menjadi mayit itu.
Doa di atas dibacakan untuk mayat laki-laki, sedangkan untuk mayat perempuan, mampu mengganti setiap akhiran 'hu' menjadi 'ha', yang berarti 'dia' (untuk perempuan):
“Allahummaghfir laha warhamha wa ‘aafihi wa’fu ‘anha wa akrim nuzulaha wa wassi’ mudkhalaha waghsilha bilmaa`i wats tsalji wal baradi wa naqqihi minal khathaayaa kamaa naqqaitats tsaubal abyadla minad danasi wa abdilha daaran khairan min daarihi wa ahlan khairan min ahlihi wa zaujan khairan min zaujihi wa adkhilhal jannata wa a’idzhu min ‘adzaabil qabri au min ‘adzaabin naar"
Artinya : ”Dan orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Anshor), mereka berdoa: “Ya Rabb kami, beri ampunlah kami dan Saudara-saudara kami yang Telah beriman lebih dulu dari kami, dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman; Ya Rabb kami, Sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al Hasyr : 10)
Doa ini tentu lebih utama kalau dimunjatkan oleh anggota keluarga terdekat. Namun, meski bukan keluarga, sebagai sesama muslim, sudah seharusnya kita saling mendoakan sebagai bentuk ukhuwah islamiah terhadap sesama muslim.
Semoga gosip wacana doa untuk orang yang sudah meninggal ini bermanfaat untuk pembaca semua.
Disana, insan sudah mulai mempertanggungjawabkan apa yang sudah diperbuat. Dalam banyak hadist, Rasulullah SAW mengatakan kalau mayit di dalam kuburnya ingin kembali ke dunia untuk berbuat baik dan bertaubat.
Namun, penyesalan ini tidak akan berguna. Mereka harus mendapatkan jawaban atas apa yang sudah dilakukan selama hidup di dunia. Hanya doa yang diinginkan mereka, kiriman doa ternyata lebih diinginkan dibanding dunia dan seisinya. Seperti apa? Berikut ulasannya.
Manusia yang masih hidup diperbolehkan untuk mendoakan mereka yang sudah meninggal. Disyariatkannya doa seorang muslim untuk kaum muslimin yang telah meninggal apabila dia melintasi pemakaman, sebagaimana didalam hadits Buraidah berkata,
”Rasulullah saw mengajari mereka apabila keluar menuju pemakaman hendaklah mengatakan,’
Artinya “Semoga kesejahteraan bagi kalian wahai para penghuni kubur dari kalangan mukminin dan muslimin. Dan bergotong-royong kami insya Tuhan akan menyusul. Aku meminta kepada Tuhan keselamatan buat kami dan kalian.” (HR. Muslim)Demikian pula doa untuk mayit saat menshalatinya, didalam hadits Abu Hurairoh berkata,”Aku mendengar Rasulullah saw bersabda,”Apabila kalian menshalati seorang mayit maka ikhlaskanlah doamu untuknya.” (HR. Abu Daud)
Di hadis lain, dia berdoa, “Ya Allah, ampunilah orang-orang yang masih hidup di antara kami, dan juga orang-orang yang telah meninggal di antara kami.” (HR At-Tirmidzi).
Mereka begitu besar hati dengan kiriman doa tersebut, dan melebihi kegembiraan mendapatkan kekayaan sebesar dunia beserta isinya. Rasulullah SAW bersabda yang artinya:
“Seorang mayat dalam kuburnya ibarat orang karam yang sedang meminta pertolongan. Dia menanti-nanti doa ayah, ibu, anak, dan kawan yang tepercaya. Apabila doa itu hingga kepadanya, itu lebih ia sukai daripada dunia berikut segala isinya. Dan bergotong-royong Tuhan memberikan doa penghuni dunia untuk mahir kubur sebesar gunung. Adapun hadiah orang-orang yang hidup kepada orang-orang mati adalah memohon istighfar kepada Tuhan untuk mereka dan berinfak atas nama mereka.” (HR Ad-Dailami).
Hadist di atas menjelaskan bahwa orang yang sudah meninggal masih mampu mendapatkan kiriman doa yang dipanjatkan oleh sanak keluarga atau teman-teman yang memang dikhususkan ditujukan untuknya.
Lantas, ibarat apa doa untuk orang meninggal yang mampu dipanjatkan oleh insan yang masih hidup? Berikut doa yang diajarkan Nabi berdasarkan hadits riwayat Muslim:
Diriwayatkan oleh Imam Muslim dari dari Jubair bin Nufair ia mendengarnya berkata, saya mendengar Auf bin Malik berkata; Suatu saat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menshalatkan jenazah, dan saya hafal do’a yang dia ucapkan:
“Allahummaghfir lahu warhamhu wa ‘aafihi wa’fu ‘anhu wa akrim nuzulahu wa wassi’ mudkhalahu waghsilhu bilmaa`i wats tsalji wal baradi wa naqqihi minal khathaayaa kamaa naqqaitats tsaubal abyadla minad danasi wa abdilhu daaran khairan min daarihi wa ahlan khairan min ahlihi wa zaujan khairan min zaujihi wa adkhilhul jannata wa a’idzhu min ‘adzaabil qabri au min ‘adzaabin naar"
(Ya Allah, ampunilah dosa-dosanya, kasihanilah ia, lindungilah ia dan maafkanlah ia, muliakanlah daerah kembalinya, lapangkan kuburnyak, bersihkanlah ia dengan air, salju dan air yang sejuk. Bersihkanlah ia dari segala kesalahan, sebagana Engkau telah membersihkan pakaian putih dari kotoran, dan gantilah rumahnya -di dunia- dengan rumah yang lebih baik -di akhirat- serta gantilah keluarganya -di dunia- dengan keluarga yang lebih baik, dan pasangan di dunia dengan yang lebih baik. Masukkanlah ia ke dalam surga-Mu dan lindungilah ia dari siksa kubur atau siksa api neraka).” Hingga saya berangan seandainya saya saja yang menjadi mayit itu.
Doa di atas dibacakan untuk mayat laki-laki, sedangkan untuk mayat perempuan, mampu mengganti setiap akhiran 'hu' menjadi 'ha', yang berarti 'dia' (untuk perempuan):
“Allahummaghfir laha warhamha wa ‘aafihi wa’fu ‘anha wa akrim nuzulaha wa wassi’ mudkhalaha waghsilha bilmaa`i wats tsalji wal baradi wa naqqihi minal khathaayaa kamaa naqqaitats tsaubal abyadla minad danasi wa abdilha daaran khairan min daarihi wa ahlan khairan min ahlihi wa zaujan khairan min zaujihi wa adkhilhal jannata wa a’idzhu min ‘adzaabil qabri au min ‘adzaabin naar"
Artinya : ”Dan orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Anshor), mereka berdoa: “Ya Rabb kami, beri ampunlah kami dan Saudara-saudara kami yang Telah beriman lebih dulu dari kami, dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman; Ya Rabb kami, Sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al Hasyr : 10)
Doa ini tentu lebih utama kalau dimunjatkan oleh anggota keluarga terdekat. Namun, meski bukan keluarga, sebagai sesama muslim, sudah seharusnya kita saling mendoakan sebagai bentuk ukhuwah islamiah terhadap sesama muslim.
Semoga gosip wacana doa untuk orang yang sudah meninggal ini bermanfaat untuk pembaca semua.