Sebuah penelitian gres menemukan bahwa kemampuan pria dan wanita untuk memiliki daya tahan dan tingkat janji yang berpengaruh dalam kekerabatan yang romantis dengan pasangan dapat ditelusuri semenjak usia dini, ialah semenjak belum dewasa dan remaja.
Peneliti menemukan bahwa balita yang dirawat baik dan menyampaikan perhatian yang besar pada ibunya serta dapat memecahkan konflik dengan baik ketika remaja, cenderung bisa berkomitmen dan romantis dalam kekerabatan asmara ketika dewasa.
Para peneliti menyimpulkan bahwa temuan ini membuka jendela pemahaman insan ihwal bagaimana orang mencar ilmu untuk mencintai.
"Sebagai anak-anak, Anda mencar ilmu untuk mengelola kebutuhan sendiri dan orang-orang yang Anda sayangi," kata M. Minda Orina dari St Olaf College, ibarat dilansir Health24.
Menurut Orina, semenjak dini seseorang sudah mempelajari bagaimana menghadapi masalah, apa yang dibutuhkan dari orang lain dan bagaimana menghadapi problem dengan cara yang disenangi orang lain. Hal-hal inilah yang kemudian membuat orang bisa berkomitmen dan romantis terhadap pasangannya ketika dewasa.
Dalam penelitian tersebut, peneliti mewawancarai 78 partisipan berusia 20 atau 21 tahun beserta pasangan heteroseksualnya ihwal tingkat janji kekerabatan mereka.
Selain mewawancarai partisipan, peneliti juga sudah memiliki data partisipan ketika berusia 2 tahun dan 16 tahun, ibarat bagaimana mereka mencintai dan perhatian kepada ibunya ketika masih anak-anak, serta bagaimana mereka menyelesaikan problem dengan sahabat ketika remaja.
Hasilnya, anak yang penuh perhatian kepada ibunya dan bisa menyelesaikan problem dengan baik ketika remaja cenderung memiliki jiwa yang romantis terhadap pasangannya. Hasil penelitian ini diterbitkan dalam jurnal Psychological Science.
sumber:
detik