Jumat, 01 Desember 2017
Kebiasaan buruk orangtua terhadap anaknya
Oleh: Dr. Anugra Martyanto
Saya sangat sering menerima pertanyaan dari para ibu, ihwal perkembangan anak anak mereka, biasa yang mereka keluhkan adalah, dok…kenapa anak saya jadi sering melawan, dok…kenapa anak saya susah diatur dan masih banyak lagi pertanyaan pertanyaan yang diajukan kepada saya.
Pada kesempatan kali ini saya akan mencoba mengupas hal hal yang bekerjasama dengan pendidikan belum dewasa kita dirumah, yang pada umumnya kita sendiri yang membuat perkembangan anak kita menjadi seorang anak yang kelakuan dan sifatnya jauh berbeda dari apa yang kita harapkan selaku orang tua.
Ada banyak hal yang sering para orang renta lakukan atau kebiasaan kebiasaan yang sering tidak disadari, tapi sangat besar lengan berkuasa pada pertumbuhan mental si Anak.
Saya akan mengelompokkan kebiasaan kebiasaan itu dalam beberapa kelompok yaitu :
1. Kita selalu membiasakan Anak Menjadi figure yang tak pernah salah!
Dapat saya contohkan kebiasaan para orang tua, bila anak kita sedang berjalan tiba tiba ia menabrak meja dan hasilnya terjatuh dan menangis, maka kita selaku orang renta sering melaksanakan sesuatu hal yang tujuannya supaya tangisan anak segera berhenti, dengan memukul dan memarahi meja yang ditabrak si anak, sambil berkata, “Siapa yang bandel nak?, ini ya meja, ini ibu sudah pukul mejanya, cup…cup… membisu ya”, dan biasanya si anak akan segera membisu dari tangisnya.
Analisanya : Para orang renta sudah membiasakan si anak menjadi figure yang tak pernah salah, dan ini akan menciptakan ajaran yang terekam didalam benak si anak dan terus terbawa hingga ia dewasa, hasilnya bila setiap ia mengalami sesuatu peristiwa dan terjadi sesuatu kekeliruan, maka yang keliru atau salah ialah orang lain atau pihak lain dan dirinya selalu benar.
Kadang kita selaku orang renta gres menyadari akan hal tersebut, bila si anak mulai melawan kepada kita, alasannya semenjak kecil tanpa disadari kita telah mengajarinya untuk tidak pernah merasa bersalah.
Apa yang sebaiknya kita lakukan ketika si anak gres berguru berjalan dan menabrak sesuatu sehingga membuatnya menangis ?
Sebaiknya kita lakukan ialah ajarilah si anak untuk bertanggung jawab atas apa yang terjadi, katakana kepadanya ( sambil mengusap bab yang menurutnya terasa sakit ), “Sayang, kau terbentur meja ya, sakit ya ? lain kali hati hati ya sayang, jalannya pelan pelan saja dulu, supaya tidak menabrak meja lagi”.
2. Kita sering melaksanakan kebohongan kecil
Pada awalnya anak anak kita selalu mendengarkan apa apa yang dikatakan oleh orang tuanya. Mengapa ?, alasannya mereka sepenuhnya percaya pada orang tuanya.
Namun, ketika anak kita beranjak besar, ia mulai tidak menuruti perkataan orang tuanya atau seruan orang tuanya. Apa yang terjadi ?, Apakah anak kita sudah tidak percaya lagi kepada perkataan atau ucapan ucapan kita ?
Tanpa disadari, kita selaku orang renta sering melaksanakan kebohongan kebohongan kecil setiap harinya. Salah satu contoh, dikala seorang ayah ingin berangkat ke kantor dan si anak menangis ingin ikut, maka si ayah berkata,” Sayang, ayah hanya pergi kedepan saja ya, sebentaaaar ya, sayang…, adik sama ibu dulu dirumah”. Tapi kenyataannya sang ayah pulangnya hingga malam.
Analisanya : Dari referensi diatas, bila kita berbohong ringan atau sering disebut ‘bohong kecil’, tapi dampaknya ternyata sangat besar pada pertumbuhan mental si anak, maka si anak akan tidak percaya lagi kepada kita sebagai orang tuanya, si anak tidak bisa membedakan pernyataan kita bisa dipercaya atau tidak, akhir lanjutnya si anak menganggap semua yang diucapkan oleh orang tuanya ialah bohong, dan semenjak dikala itu si anak akan menetapkan bahwa peryataan orang tuanya itu selalu bohong, dan si anak mulai tidak menuruti segala perkataan kita.
Apa yang sebaiknya kita lakukan ?
Berkatalah dengan jujur kepada si anak, ungkapkan dengan penuh kasih sayang dan menawarkan sebuah pengertian : “Sayang, ayah akan pergi ke kantor dulu ya, adik tidak bisa ikut, tapi kalau ayah pergi ke taman, adik boleh ikut”.
Kita tidak perlu merasa kuatir dan menjadi terburu buru dengan keadaan ini, pastinya akan membutuhkan waktu lebih untuk menawarkan pengertian kepada si anak, alasannya biasanya si anak akan menangis. Si anak menangis alasannya ia belum memahami keadaan mengapa sang ayah harus selalu pergi di pagi hari. Kita harus perlu tabah dan lakukan pengertian kepada si anak secara terus menerus, perlahan si anak akan memahami mengapa sang ayah selalu pergi di pagi hari. Sebaliknya bila sang ayah pergi ke kawasan lain selain ke kantor, maka si anak pasti dibawa, dengan melaksanakan kejujuran ini dalam setiap perkataan kita, maka si anak akan bisa memahami apa yang kita katakan dan akan menuruti dengan apa yang kita katakan.
3. Kita selalu sering mengancam
Tanpa kita sadari kita sering melaksanakan sebuah bahaya ancaman kecil pada si anak, sebagai contoh, “Adik jangan bandel ya…, kalau adik bandel ibu tidak akan mebawa adik pergi tamasya, adik dirumah saja dengan bibi !”.
Analisanya : Seorang anak ialah mahluk yang sangat terpelajar dalam mempelajari pola pengasuhan orang tuanya, ia tidak hanya bisa mengetahui pola orang tuanya mendidik, tapi dapat menganalisa dan malah bisa membelokkan atau mengendalikan pola asuhan orang tuanya, Hal ini terjadi bila kita sering menggunakan bahaya ancaman dengan kata kata, namun setelah itu tidak ada tindak lanjutnya atau mungkin kita sudah lupa dengan bahaya tersebut yang pernah kita ucapkan.
Apa yang sebaiknya kita lakukan ?
Ancaman tidak menyelesaikan dilema nakalnya anak kita, sebaiknya kita menawarkan nasehat yang mudah diterima oleh pikiran mereka, menyerupai contoh,”Adik, jangan bandel ya sayang, kalau adik bandel adik jadi tidak tampan lagi, dan nanti adik jadi tidak punya teman, mau nggak adik kalau bermain tidak punya teman, kan tidak enak kalau adik bermain sendirian”.
4. Ayah dan Ibu tidak kompak
Mendidik bukan hanya peran seorang ibu saja, atau ayah saja, namun keduanya. Anak tidak akan pernah menjadi lebih baik, ketika orang renta tidak kompak dan tidak memiliki kata sepakat dalam mendidik anak anaknya.
Anak anak umumnya belum dapat memahami nilai nilai benar dan salah, mereka akan cepat menangkap rasa yang menyenangkan dan rasa tidak menyenangkan bagi dirinya.
Sebagai contoh, bila si anak disuruh tidur alasannya sudah waktunya tidur malam oleh ibunya, tapi tiba tiba ayahnya membela, sini nak kita nonton tivi sama ayah, besokkan hari minggu, jadi adik boleh nonton tivi hingga puas. Jika hal ini terjadi si anak akan memilih hal hal yang lebih menyenagkan dirinya, yaitu menonton tivi bersama ayahnya, apa hasilnya ?, si anak akan menilai bahwa ibunya jahat dan menilai ayahnya baik, dan akhir fatalnya, setiap si ibu menawarkan perintah, ia akan mulai melawan dengan berlindung dibalik pembelaan ayahnya. Perlahan tapi pasti si anak akan terus melawan pada ibunya. Demikian juga sebaliknya.
Apa yang sebaiknya kita lakukan ?
Kita selaku orang renta harus selalu kompak, jangan pernah ada dualisme dalam mendidik anak atau melaksanakan standar ganda. Dihadapan si anak kita jangan pernah berbeda pendapat untuk hal hal yang bekerjasama pribadi dengan pola mendidik anak, Ingat pada dikala salah satu dari kita sedang mendidik anak, maka pasangan kita harus selalu mendukungnya. Apabila ada pandangan yang berbeda dalam mendidik anak, bicarakan hal ini secara pribadi dengan pasangan kita.
Seharusnya yang kita lakukan adalah, dikala pasangan kita menyuruh si anak tidur alasannya waktunya sudah malam, maka kita ikut mendukungnya dengan berkata,” iya… adik sekarang tidur dulu ya, sekarang sudah larut malam, supaya besok bangunnya tidak kesiangan, dan nonton tivinya bisa dilanjutkan esok hari”.
5. Menakut-nakuti si anak
Kebiasaan yang sering dilakukan para orang tua, bila si anak menagis dan berusaha untuk menenangkannya ialah menakut-nakuti, Seperti contoh, “Eh kalau adik menagis terus, nanti disuntik lho sama dokter !”. Atau referensi lain,”Awas ada pak polisi, kalau adik menangis terus nanti ditangkap oleh pak polisi!”.
Analisanya : Kebiasaan menakut-nakuti ini hampir menyerupai dengan kebiasaan mengancam, memang anak akan cenderung berhenti menangis dan menuruti harapan kita, namun dengan pernyataan menakut-nakuti dan bahaya menyerupai itu, gotong royong kita menanamkan rasa tidak suka atau benci pada pihak yang kita sebutkan, juga kita gotong royong telah merendahkan diri kita, bahwa kita tidak punya kuasa apa apa untuk melarangnya. Akibatnya anak kita akan tidak suka atau takut dengan figure dokter atau figure pak polisi, yang gotong royong tindakan ini sangat keliru sekali, alasannya kita akan sering bekerjasama dengan dokter ketika anak kita sakit, akibatnya, bila anak kita sakit betulan, dan saatnya akan membawanya ke dokter, maka si anak akan segera menolaknya dengan banyak sekali cara.
Apa yang sebaiknya kita lakukan ?
Berkatalah jujur dan berikan pengertian pada si anak, menyerupai kita menawarkan pengertian pada oarng dewasa, alasannya sesungguhnya anak anak juga bisa berpikir dewasa. Seharusnya yang kita lakukan adalah, Adik jangan menangis terus ya, kalau adik menangis terus nanti bunyi adik akan hilang, alasannya tenggorokan adik sakit, kalau tenggorokan adik sakit, adik tidak bisa memakan makanan kesukaan adik”.
6. Selalu memberi hadiah untuk perilaku yang buruk
Sering kali kita selaku orang renta tidak konsisten terhadap anak kita, bila hal ini terjadi, tanpa disadari kita telah mengajarkan anak kita untuk melawan kita. Seperti contoh, dikala kita mengajak jalan jalan di sebuah pertokoan, tiba tiba si anak menginginkan mainan yang dilihatnya di toko yang kita lalui, dikala itu kita melarangnya, dengan ucapan,” Adik, kan adik sudah punya mainan itu, kenapa harus membelinya lagi ?”.
Namun si anak tidak mau mengerti, yang ia inginkan ialah semua keinginannya dikabulkan oleh orang tuanya, maka ia mulai menyusun siasat dengan banyak sekali cara untuk menerima keinginannya itu, menyerupai dengan cara merengek terus hingga menangis, bila tidak dituruti maka ia akan menagis dengan bunyi yang lebih keras lagi, hasilnya kita orang renta menjadi terpojok, dari pada aib dengan orang orang sekitar, maka kita mengucapkan,”Iya iya…beli sana, tapi hanya satu saja ya, yang lain tidak boleh !”.
Analisanya : Inilah yang dimaksud dengan menawarkan hadiah untuk perilaku buruk anak kita, hasilnya bila kita membiarkannya terus terjadi, ini akan menjadi senjata buat si anak, setiap dikala kita mengajaknya jalan jalan ke pertokoan.
Apa yang sebaiknya kita lakukan?
Sebaiknya kita tetap berlaku konsisten terhadap anak kita, tidak perlu aib atau takut dikatakan sebagai orang renta yang ‘tegaan’ atau ‘kikir’, Ingatlah selalu, bahwa kita sedang mendidik anak, sekali kita konsisten, maka si anak tak akan pernah mencobanya lagi.
Sebaiknya kita mengucapkan,”Adik…kan adik sudah punya banyak mainan di rumah, lebih baik uangnya kita tabung saja, kan bisa untuk membeli keperluan adik yang lain, kan sebentar lagi kita lebaran, apa adik tidak mau beli baju lebaran yang gres menyerupai sahabat teman adik ?”
Nah inilah sebagian dari kebiasaan kebiasaan para orang renta yang kadang tidak disadari, akan besar lengan berkuasa buruk pada perkembangan mental anak anak kita.
Sebenarnya masih banyak ulasan ulasan lain yang berkaitan dengan kebiasaan kebiasaan para orang renta ini dalam mendidik anak anak kita, namun akan saya lanjutkan pada kesempatan mendatang dalam serangkaian goresan pena saya ini, dalam artikel seri pendidikan anak.
Semoga saja apa yang saya tuangkan dalam goresan pena ini dapat diambil manfaatnya, saya sangat berharap perkembangan jiwa/mental dan fisik anak anak kita akan menjadi sangat baik, dan nantinya generasi mendatang yang akan menggantikan kita, akan menjadi generasi yang tangguh, sehingga bangsa ini akan semakin tangguh dan semakin besar dan maju.
kaskus
Share this
Recommended
Disqus Comments
Trending
Label
Amalan
Android
ANEH
antariksa
aplikasi
Applikasi Pro
artis
Artis
Band
bangunan
Bela Diri
Berita Unik
binatang
Biografi
budaya
cantik
Cerita Fiksi
cerita lucu
dibalik layar
Dijual
Doa
DP BBM
Entertainment
Event
Fakta
Fakta Unik
fauna
Film
flora-tumbuhan
Foto
Foto foto
Foto foto menarik
foto unik
foto-foto
Gadget
gambar lucu
Game
geografi
hantu
Hikmah
Hukum
Hukuman
Ibadah
info
Info Unik
Informasi
Inspirasi
internet
Internet
Islam
kartun
Keluarga
kesehatan
Kiamat
Kisah Islami
Komik
komputer
kriminal
kuliner
Lagu
lainnya
Lifestyle
Lirik lagu
lucu
militer
Militer
misteri
mitologi
Mobil Sahabat Petualang
motivasi-renungan
negara
Neraka
News
News Arus Mudik
News Olahraga
olahraga
otomotif
panorama
Pengetahuan
percintaan
peristiwa
politik
prasejarah
profile
Property
Puasa
Ramadhan
religi
Review
Rilis Pers
SEJARAH
Sejarah Islam
seni
seram
Serba serbi
sexy
Smartphone
sosial
Surga
Teknologi
tips
Tips dan Triks
Tips Ponsel
TIPS UMUM
tokoh
Tokoh Islami
Top 10
Top Lists
transportasi
ufo dan alien
unik
Video
wanita
Wanita
Wisata
Diberdayakan oleh Blogger.