Cerita Unik Kopassus Indonesia Saat Bebaskan Bocah Libanon Yang Ditahan Tentara Israel - Komando Pasukan Khusus atau disingkat dengan Kopassus merupakan pasukan tempur adegan dari Komando Utama Tempur (KOTAMA) yang dimiliki oleh TNI Angkatan Darat, Indonesia. Kopassus memiliki kemampuan khusus menyerupai bergerak cepat di setiap medan, menembak dengan tepat, pengintaian, dan anti teror.
Dalam perjalanan sejarahnya, Kopassus berhasil mengukuhkan keberadaannya sebagai pasukan khusus yang bisa menangani tugas-tugas yang berat. Beberapa operasi yang dilakukan oleh Kopassus diantaranya yaitu operasi penumpasan DI/TII, operasi militer PRRI/Permesta, Operasi Trikora, Operasi Dwikora, penumpasan G30S/PKI, Pepera di Irian Barat, Operasi Seroja di Timor Timur, operasi pembebasan sandera di Bandara Don Muang-Thailand (Woyla), Operasi GPK di Aceh, operasi pembebasan sandera di Mapenduma, operasi pembebasan sandera perompak Somalia, serta banyak sekali operasi militer lainnya. Dikarenakan misi dan peran operasi yang bersifat rahasia, lebih banyak didominasi dari acara peran daripada satuan Kopassus tidak akan pernah diketahui secara menyeluruh. Contoh operasi Kopassus yang pernah dilakukan dan tidak diketahui publik seperti: Penyusupan ke pengungsi Vietnam di pulau Galang untuk membantu pengumpulan info untuk di kordinasikan dengan pihak Amerika Serikat (CIA), penyusupan perbatasan Malaysia dan Australia dan operasi patroli jarak jauh (long range recce) di perbatasan Papua nugini.
Prajurit Kopassus dapat mudah dikenali dengan baret merah yang disandangnya, sehingga pasukan ini sering disebut sebagai pasukan baret merah. Kopassus memiliki moto Berani, Benar, Berhasil.
Banyak cerita unik Kopassus yang selama ini terjadi tapi banyak tidak diketahui orang banyak sebab memang minimnya informasi. Salah satu cerita unik Kopassus yang terjadi yaitu ketika Kopassus membebaskan bocah Libanon yang ditahan Tentara Israel.
Cerita bermula ketika Pasukan Garuda yang terdiri dari kopassus ketika bergabung dalam misi perdamaian Dunia.
Dikutip dari militermeter.com yang mana pada ketika itu Mayor Yudha Airlangga yaitu seorang perwira menengah Kopassus TNI AD yang dikirim ke Libanon. Yudha tergabung dalam Kontingen Garuda XIII-A. Salah satu hal yang diingat Yudha selama penugasan yaitu ketika tentara Israel menangkap seorang bocah Libanon. Bocah 15 tahun itu melempari pagar perbatasan Israel dengan batu.
Mayor Yudha dan rekan-rekannya mencoba membebaskan anak itu. Tentu bukan dengan senjata melainkan dengan diplomasi. Sebagai pasukan di bawah bendera PBB, mereka yaitu penengah konflik, bukan pasukan tempur.
Kisah ini dimuat dalam buku Kopassus untuk Indonesia yang ditulis Iwan Santosa dan EA Natanegara dan diterbitkan R&W.
Tim Indonesia mendatangi pos militer Israel dan berbicara secara persuasif. Meyakinkan militer Israel pelakunya hanya seorang bocah di bawah umur. Tak perlu diperpanjang lagi.
Negosiasi berlangsung selama empat jam dengan tentara Israel tetap siaga dengan dengan todongan senjata. Cukup membuat keringat cuek mengalir.
“Kita kembangkan sisi kemanusiaannya, sehingga mereka alhasil berhasil membebaskan anak itu,” kata prajurit baret merah ini.
Hal-hal menyerupai ini membuat pasukan Indonesia diterima dengan baik. Biasanya pasukan perdamaian dari negara lain selalu dilempari kerikil ketika patroli oleh warga sekitar. Tapi Garuda malah dijamu makan dan diperlakukan dengan baik.
“Pasukan sudah dibriefing, bahwa jikalau bertemu dengan warga Libanon harus disapa, diberi salam, namun tetap siaga. Ada yang memberi salam, ada yang tetap memantau situasi sekitar,” kata Yudha.
Mayor Yudha dan rekan-rekannya mencoba membebaskan anak itu. Tentu bukan dengan senjata melainkan dengan diplomasi. Sebagai pasukan di bawah bendera PBB, mereka yaitu penengah konflik, bukan pasukan tempur.
Kisah ini dimuat dalam buku Kopassus untuk Indonesia yang ditulis Iwan Santosa dan EA Natanegara dan diterbitkan R&W.
Tim Indonesia mendatangi pos militer Israel dan berbicara secara persuasif. Meyakinkan militer Israel pelakunya hanya seorang bocah di bawah umur. Tak perlu diperpanjang lagi.
Negosiasi berlangsung selama empat jam dengan tentara Israel tetap siaga dengan dengan todongan senjata. Cukup membuat keringat cuek mengalir.
“Kita kembangkan sisi kemanusiaannya, sehingga mereka alhasil berhasil membebaskan anak itu,” kata prajurit baret merah ini.
Hal-hal menyerupai ini membuat pasukan Indonesia diterima dengan baik. Biasanya pasukan perdamaian dari negara lain selalu dilempari kerikil ketika patroli oleh warga sekitar. Tapi Garuda malah dijamu makan dan diperlakukan dengan baik.
“Pasukan sudah dibriefing, bahwa jikalau bertemu dengan warga Libanon harus disapa, diberi salam, namun tetap siaga. Ada yang memberi salam, ada yang tetap memantau situasi sekitar,” kata Yudha.
Itulah Cerita Unik Kopassus Saat Pembebasan Bocah Libanon Yang Ditahan Tentara Israel.
Bagikan artikel ini jikalau bermanfaa. Terima kasih.