Kisah Aneh Tentang Persetubuhan Manusia Purba - Teman apasih.com semenjak dulu sudah tertanam suatu kebutuhan biologis yang melekat pada diri manusia, yakni kebutuhan lewat berafiliasi intim. Hal ini tidak hanya sebagai pemuas nafsu belaka, melainkan juga untuk melanjutkan keturunan atau populasi. Pernahkah sobat berpikiran wacana korelasi percintaan insan moderen dengan percintaan insan purba. Jika pada zaman sekarang mungkin hal tersebut dilakukan dengan wajar karena sudah didukung ilmu pengetahuan. Namun bagaimana halnya dengan orang-orang yang hidup di zaman dulu? Apakah mereka berpikir persetubuhan hanya untuk pemuas nafsu? Atau sudah mengetahui bahwa persetubuhan juga merupakan cara untuk mempertahankan populasi? Dari aneka macam penelitian yang telah dilakukan berikut kami rangkum beberapa fakta percintaan orang zaman dulu. Berikut informasinya.
Teman apasih.com menurut kepercayaan orang dulu, kesuburan dihormati dalam bentuk sebuah patung yang tergambar vulgar berjulukan Venus. Venus merupakan gambaran Afrodit dan Etruscan deity Turan. Afrodit merupakan dewi cinta, kecantikan dan seksual. Dipercaya bahwa nafsu untuk memiliki Afrodit mampu memecah belah para dewa. Sedangkan Etruscan deity Turan yakni dewi yang juga melambangkan cinta, kesuburan, dan dianggap sebagai pelindung kota Velch. Turan sering digambarkan sebagai dewi bersayap dan juga dianggap ibu dari para wanita di dunia. Patung vulgar ini disembah sebagai simbol kesuburan Mereka juga tidak mengerti fungsi biologis, sehingga menganggap kehamilan merupakan sesuatu yang asing dan harus dihargai.

Teman apasih.com alat pemuas sex ternyata tidak hanya digunakan oleh insan modern dalam memuaskan hasrat birahinya. Manusia zaman dulu juga menggunakan alat untuk memuaskan diri dalam hal seksual. Hal tersebut terbukti dari penemuan alat pemuas semacam dildo. Benda tabrakan yang digunakan untuk bercinta, dipoles begitu halus hingga mirip kelamin manusia. Dildo purba ini ditemukan di Hohle Fels Cave, di episode barat daya Jerman. Menurut penuturan arkeolog berjulukan Timothy Taylor, alat ini sangat mirip dengan aslinya. Dan dildo purba ini juga memiliki fungsi ganda, selain sebagai pemuas nafsu juga digunakan sebagai hammerstone alias alat bantu yang fungsinya tidak jauh beda dengan palu.

Teman apasih.com prilaku seksual menyimpang mirip bercinta dengan binatang ternyata juga terjadi pada insan purba. Hal tersebut terungkap dari studi pada gambar salah satu gua purba di Perancis. Gambar tersebut mengisahkan wacana singa betina sedang menjilati alat vital insan raksasa atau Vulva. Selain itu ada lukisan gua lain yang mengisahkan hal yang sama, lukisan yang ditemukan di Italia menggambarkan seorang pria yang berafiliasi tubuh dengan keledai betina. Beberapa gambar tersebut bahkan memiliki episode integral dalam sejarah keluarga.

Teman apasih.com istilah keluarga berencana juga ternyata sudah dikenal semenjak zaman purba. Hal tersebut dilakukan untuk menjaga populasi kehidupan kelompoknya. Svend Hansen, seorang sejarawan menjelaskan bahwa dalam kehidupan masyarakat, tingkat kelahiran yang tinggi tentu tidak diinginkan. Hal itu karena kehidupan mereka bukanlah untuk nongkrong di gua, makan buah dan bercinta bergiliran saja. Mereka juga melaksanakan perjalanan melalui pedesaan. Pada umumnya, kelompok mereka terdiri dari 15 hingga 30 orang. Jika ada bayi, maka perjalanan mereka juga lebih berat, dan ada satu verbal lagi yang harus diberi makan. Oleh karena itu, orang zaman dulu kerap berlaku brutal dengan membunuh bayi semoga tingkat populasi tetap stabil.

Teman apasih.com pada tahun 2013 dikemukanan sebuah fakta yang cukup menarik terkait insan purba. Diungkapkan bahwa insan zaman prasejarah telah melaksanakan perkawinan sedarah. Hal tersebut dibuktikan dengan dengan menggunakan CT scan, mereka melihat beberapa tengkorak orang zaman kuno. Dari tengkorak-tengkorak tersebut ditemukan mutasi genetik yang tidak biasa yang disebabkan karena perkawinan sedarah. Mutasi tersebut membuat lubang pada mahkota tengkorak, mampu dikatakan mereka cacat.