Kamis, 30 November 2017

Cerita Unik dan Menarik dari Para Presiden RI

Rachmawati Soekarnoputri bercerita, salah satu yang cukup berkesan dari ayahnya, Presiden Soekarno, yaitu perhatiannya apabila anak-anaknya sedang sakit. ”Bung Karno mampu meninggalkan program penting apabila salah satu anaknya ada yang sedang sakit,” ujar Rachmawati yang dilahirkan di Istana Merdeka tahun 1953.



Menurut Rachmawati, putri ketiga pasangan Bung Karno dan Fatmawati, ketika ia sedang sakit, presiden pertama RI itu mendatanginya dan membelai-belai rambutnya. ”Bapak datang ke kamar aku dan menyampaikan makanan apa yang paling aku sukai,” ujar Rachma.

Maka, ketika Bung Karno dikarantina di Batutulis, Bogor, 1968, Rachmawati merasa kasihan kepada ayahnya yang sedang menderita sakit. Rachma datang ke rumah Presiden Soeharto (waktu itu) di Jalan Cendana, Jakarta. Rachma minta semoga Bung Karno dipindahkan ke Jakarta. Pak Harto dikala itu oke dan berjanji akan mengatur kepindahan Bung Karno ke Jakarta. Sikap Pak Harto itu membuat air mata Rachma berlinang. ”Ya, waktu itu aku datang ke Jalan Cendana,” kata Rachma.

Pohon kayu manis pak Harto

Salah satu dari sejuta hal kecil menarik dari Pak Harto yaitu apabila ia sedang ada di wilayah pertanian dan peternakan Tapos, Bogor, Jawa Barat. Apabila di kawasan yang cuek ini, Soeharto tampak kalem sekali. Para tamunya yang datang ke kawasan ini diberi hidangan arem-arem yang dilapisi telur dadar (omelet).

Sambil berjalan keliling kawasan pertanian dan peternakan yang dibangun pada 1974 itu, Pak Harto memperkenalkan sapi-sapi, kambing-kambing, serta rumput gajah. Tak pernah lupa Pak Harto mengatakan, ”Di sana itu ada deretan pohon-pohon kayu manis. Kalau daun mudanya sedang tumbuh, warnanya kemerah-merahan, mengagumkan sekali.”


Lagu "Widuri" pak Habibie


Sementara itu, Presiden BJ Habibie sering bercerita kepada wartawan perihal kegiatannya berenang sebelum berangkat ke Istana Kepresidenan. Ia juga sering melantunkan lagu ”Widuri” dalam banyak sekali kesempatan, termasuk program di Istana Negara.

Kisah Pak Jaya (Sopir Gus Dur)

Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur) yaitu sosok menarik bagi pengemudi resminya, yakni Pak Jaya. Pak Jaya juga pernah menjadi pengemudi resmi para wakil presiden pada masa Orde Baru.

Ketika Gus Dur menjadi presiden, Pak Jaya selalu berdialog di dalam mobil. Canda dan tawa yaitu suasana sehari-hari dalam pertemuan Pak Jaya sebagai sopir resmi presiden dengan orang nomor satu Indonesia itu. Ini belum pernah terjadi sebelumnya. Biasanya, ia hanya duduk dan menghadap ke depan atau melihat beling spion mobil. Gus Dur begitu tahu nama gang-gang di kampung Pak Jaya.

Maka, ketika Gus Dur dilengserkan, ia protes dengan menyembunyikan kendaraan beroda empat kepresidenan ke suatu kawasan di kompleks istana yang tidak diketahui orang lain. ”Kasihan, Gus Dur,” ujar Pak Jaya.


Butiran Kencur ibu Mega

Presiden Megawati Soekarnoputri punya kebiasaan kecil lain. Ketika masih menjabat sebagai wakil presiden, Mega berkunjung secara resmi ke Singapura. Di suatu tempat, ia mengundang wartawan untuk duduk di dekatnya. Di meja, di depan Mega, tergeletak piring kecil berisi beberapa gelintir kencur. Sambil berbincang-bincang perihal banyak sekali hal, Mega memasukkan butiran-butiran kencur itu ke dalam mulutnya satu per satu, lalu dikunyahnya. ”Kalau aku batuk, aku makan ini,” ujarnya.


Pohon Rambutan pak SBY

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, dalam suatu program jumpa pers menjelang final tahun di kediamannya di Puri Cikeas, Bogor, mengatakan kepada para wartawan, ”Pohon rambutan aku sedang berbuah, manis sekali.” Kemudian, ia meminta salah seorang pembantunya mengambil rambutan dan kemudian dihidangkan kepada para wartawan.

Disqus Comments